Laman

Saturday, May 28, 2011

Jejak FC Barcelona n MU ke tahta champion wembley London 2011


London - Meski dikenal sebagai tim yang gemar memainkan sepakbola indah, bukan berarti Barcelona tidak mementingkan kemenangan. Hasil tetap yang utama, soal gaya prioritas kedua.

Barcelona akan berhadapan dengan Manchester United di final Liga Champions yang bakal dipanggungkan di Stadion Wembley, London, Sabtu (28/5/2011) malam waktu setempat.

"Kami harus menikmati pertandingan ini," kata kapten Barcelona, Carles Puyol, di situs resmi UEFA.

"Sulit sekali untuk bisa berada di sini. Saya tidak pernah tahu apakah ini akan jadi final terakhir di generasi ini, jadi tentu saja kami akan mengejar kemenangan dan melihatnya berjalan," imbuh sang bek.

Meski akan setia dengan filosofi sepakbola ofensifnya, kiper Barca Victor Valdes mengingatkan bahwa gaya bukanlah prioritas utama. Yang jadi rebutan adalah trofi.

"Jika bisa, kami ingin memenanginya dengna gaya yang disukai para pendukung kami. Tapi kami harus memenangi pertandingan dengan gaya apapun," kata Valdes.

"Yang terpenting adalah kami bisa mengangkat trofi," tegas Valdes.
Dengan permainan menyerangnya yang memikat, Barcelona di bawah arahan Josep Guardiola banyak menuai pujian pecinta sepakbola. Apakah tim ini adalah yang terbaik sepanjang masa?

Guardiola menawarkan penyegaran semenjak membesut Barca tahun 2008. Di tangannya, Los Azulgrana memainkan sepakbola atraktif, dengan aliran bola yang membuai serta dengan agresivitas tinggi.

Konsep Guardiola yang disebut-sebut sebagai fusi dari gaya tiki-taka ala Spanyol dengan total football khas Belanda memang mengagumkan. Apalagi, ia didukung oleh pemain-pemain kelas wahid.

Di lini tengah, sektor yang menjadi nyawa permainan Barca, bercokol dua sosok mumpuni yang bertugas mengalirkan bola ke segala penjuru, yaitu Andres Iniesta dan Xavi Hernandez. Di depan, Barca punya Lionel Messi, bocah ajaib dari Argentina yang skill-nya kadang tidak masuk akal.

Dengan gaya seperti itu, Guardiola sejauh ini telah meraih tiga gelar Liga Spanyol, satu titel Liga Champions dan berpeluang mendapat yang kedua, dan masing-masing satu Copa del Rey, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar Klub.

Wajar bila kemudian ada yang meyebut bahwa Barca besutan Guardiola adalah salah satu kesebelasan terbaik yang pernah ada. Guardiola sendiri mengaku tidak tahu di mana posisi timnya bila dibandingkan dengan tim-tim akbar di masa lalu.
"Saya sudah pernah ditanyai yang begini dan sungguh mustahil buat menjawabnya," kata Guardiola menjelang final Liga Champions 2011 kepada situs resmi UEFA.

"Ajax-nya Johan Cruyff, Milan-nya Arrigo Sacchi, Real Madrid-nya Alfredo Di Stefano, atau Santos-nya Pele. Saya belum pernah menyaksikan mereka, jadi mustahil buat saya untuk membandingkan. Setiap periode itu berbeda," sambung pria 40 tahun itu.

Selain memburu trofi seperti lazimnya sebuah tim profesional, Guardiola punya mimpi yang sebenarnya sederhana. Ia ingin gaya bermain Barca ini dikenang publik sampai satu dekade ke depan.

"Jika dalam 5, 10 atau 15 tahun mendatang masih ada orang yang mengingat carabermain kami saat ini, itu sudah merupakan kesuksesan besar," kata Guardiola merendah.
London - Sebagian besar orang melabeli duel Manchester United kontra Barcelona di Wembley sebagai ajang balas dendam atas kekalahan The Red Devils di final 2009. Tapi Sir Alex Ferguson tak berpendapat demikian. Kenapa?

Para pemain MU tentunya masih ingat bagaimana dua musim lalu mereka ditaklukkan Barca yang baru dilatih Pep Guardiola di awal musim. Posisi 'Setan Merah' saat itu adalah unggulan karena mereka adalah juara bertahan.

Namun misi jadi tim pertama yang mempertahankan gelar Liga Champions --setelah kompetisi itu berubah format-- gagal, karena gol-gol Samuel Eto'o dan Lionel Messi tak mampu dibalas oleh MU.

Kini kedua tim akan kembali bertemu di partai puncak, Minggu (29/5/2011) dinihari WIB, setelah melalui perjalanan panjang ke final. Barca boleh difavoritkan kini dengan permainan yang mereka tunjukkan serta seorang Lionel Messi.

Tapi MU sekarang beda dengan dua tahun lalu. Mereka tak lagi bertumpu pada seorang Cristiano Ronaldo dan permainan kolektif serta mentalitas tim jadi senjata utama.

Wajar jika Pasukan 'Teater Mimpi' punya hasrat untuk melakukan revans atas kekalahan dua musim lalu. Fergie maka langsung mewanti-wanti anak asuhnya agar tak berpikir demikian, karena justru itu bisa jadi bumerang bagi mereka.

"Laga ini bukan sekadar balas dendam," tegas Fergie dalam jumpa pers jelang laga seperti dikutip Sky Sports.

"Ini adalah masalah dari harga diri kami bahwa kami kalah dalam laga saat itu. Terlepas dari itu kami sangat fokus saat ini," tandas manajer berusia 69 tahun itu.

Meski tidak mencetak gol dalam jumlah spektakuler, Wayne Rooney selalu jadi andalan Manchester United. Demikian juga di final Liga Champions menghadapi Barcelona.

Musim ini, Rooney baru mencetak 11 gol di Liga Inggris dan tiga di Liga Champions. Bandingkan dengan musim lalu saat pemain 25 tahun itu melesakkan 26 gol di Liga Inggris plus lima di Liga Champions.

Tapi Rooney tetaplah Rooney. Kerja keras, semangat dan kemampuannya menjadi pemecah kebuntuan tetap krusial buat MU.

"Saat kami membutuhkan Wayne untuk berdiri ke depan dan mengandalkannya, dia selalu ada di sana buat kami," komentar bek MU, Rio Ferdinand, kepada situs resmi UEFA.

Di pertandingan-pertandingan penting, peran Rooney sangat dibutuhkan, termasuk di final Liga Champions kontra Barcelona di Stadion Wembley, London, Sabtu (28/5/2011).

"Kita bicara soal pertandingan-pertandingan besar. Menghadapi (Manchester) City, dia mencetak salah satu gol terbaik yang pernah Anda lihat di Old Trafford," kata Ferdinand.

Dalam pertandingan yang berlangsung pada 12 Februari lalu itu, Rooney mencetak gol kemenangan 2-1 MU atas City lewat tendangan salto yang indah.

"Itu adalah pertandingan besar dan saya tidak perlu mengingatkan lagi dia selalu melakukannya di waktu-waktu yang berbeda," tegas Ferdinand.

London - Barcelona dan Manchester United akan saling beradu tangguh untuk jadi yang terbaik di Benua Eropa musim ini. Bagi Sir Alex Ferguson, inilah final Liga Champions terbaik dalam 10 tahun terakhir.

Ukurannya menurut Fergie adalah raihan trofi yang sudah diraih kedua tim dalam kurun waktu itu. Barca meraih lima trofi La Liga, dua trofi LIga Champions dan satu gelar PIala Dunia Antarklub.

Sedangkan MU punya tujuh titel Liga Inggris, satu trofi Liga Champions dan satu gelar Piala Dunia Antarklub.

Dari fakta singkat itu sudah bisa tergambarkan bagaimana kedua tim itu begitu dominan di kompetisinya masing-masing di awal millenium 2000 itu. Maka tak salah jika Fergie melabeli laga di Wembley besok sebagai 'Final Terbaik dalam satu dekade terakhir.

"Sukses yang diraih kedua tim dalam kurun satu dekade terakhir sangat hebat. Ini benar-benar bisa menjadi final terbaik dalam 10 tahun ini," sahutnya dalam jumpa pers jelang laga yang dikutip Reuters.

"Jelas kedua tim sangat menyita perhatian dengan sejarah mereka yang buat. Apapun bisa terjadi di laga ini," sambungnya.

Ini adalah pertemuan ketiga kedua tim di laga final. Skor adalah 1-1 setelah Barca berhasil membalas kekalahan di final Piala Winners 1991 dengan kemenangan di final Liga Champions 2009.

Stadion tempat mereka bertanding pun adalah tempat mereka pertama kali mengangkat trofi 'Kuping Besar' ini. The Red Devils meraihnya di tahun 1968 sementara Los Cules di tahun 1992. Siapa pemenangnya kali ini?

"Ini adalah Wembley dan itu mengingatkan Anda jika ini adalah laga besar. Dan saya suka laga-laga besar," aku manajer asal Skotlandia itu.

"Saya tidak peduli dengan itu. Siapapun yang bermain di laga ini, alamiahnya tak akan mempedulikan apa yang pengamat atau pejudi katakan. Kami akan menang dengan kemampuan kami sendiri," tutup Fergie ketika ditanya mengenai tim favorit di laga ini.

sumber: http://www.detiksport.com/sepakbola/

No comments:

Post a Comment

Silahkan Komentar maupun Pesannya.... lampirkan alamat email atau web anda:..... Thanks