Laman

Sunday, September 25, 2011

Warna (Colour) - Materi Grafika

Warna
1. Cahaya adalah warna
Industri percetakan menggunakan warna agar penyajian hasil cetakannya lebih efektif. Permintaan/ tuntutan kualitas pada bahan-bahan cetakan yang disuplai kepada para pelanggan dari waktu ke waktu terus meningkat. Untuk memperoleh/ mendapatkan permintaan/ tuntutan yang baru tersebut, telah diperkenalkan sebuah standar kualitas baru. Dalam menilai warna maka kita hendaknya ’melihat’ warna tersebut. Dalam rangka tujuan ini, maka kita membutuhkan cahaya/ pencahayaan. Matahari memancarkan cahaya–cahaya matahari tersebut merupakan sumber cahaya yang utama. Sebagian besar benda-benda di lingkungan sekitar kita, betapapun, tidak memancarkan cahaya yang dimilikinya. Sehingga benda-benda tersebut dinamakan dengan sumber cahaya sekunder. Kita dapat melihat benda-benda itu serta warnanya hanya ketika benda tersebut diterangi/ disinari oleh cahaya. 
Cahaya adalah radiasi yang menyebar dengan sangat cepat–pada sebuah kecepatan yakni 300.000 kilometer per detik. Pada sebuah pernyataan yang tegas/keras, cahaya terdiri dari osilasi/goyangan elektromagnetik yang menyebar dari sumbernya seperti sebuah gelombang, seperti halnya sebuah gelombang air, setiap gelombang cahaya terdiri dari puncak dan palung.
Gelombang diklasifikasikan pada dasar panjang yang ia miliki atau jumlah osilasi/goyangan yang muncul/terlihat dalam setiap detiknya. Panjang gelombang ditentukan dalam setiap satuan seperti kilometer, meter, sentimeter, milimeter, nanometer atau pikometer. Jumlah osilasi setiap detik – frekuensi – diukur dengan Hertz.
Gelombang dengan panjang yang berbeda-beda memiliki properti/ sifat yang berbeda-beda pula. Contohnya adalah sinar-X, yang digunakan dalam dunia kedokteran yang mempunyai tujuan untuk/sebagai diagnosa, sedangkan beberapa rumah tangga telah memiliki alat yang disebut dengan oven microwave. Jenis gelombang yang lain bekerja/ berfungsi untuk menyalurkan/ memancarkan panggilan telepon juga program radio serta program televisi.
Hanya gelombang elektromagnetik yang berjarak sangat kecil saja yang dapat dilihat oleh kita sebagai cahaya yang berwarna. Bagian yang dapat dilihat pada spektrum gelombang terbentang antara 380 nm (sinar ultraviolet) dan 780 nm (sinar inframerah). Diartikan dengan sebuah prisma, cahaya dapat dipecah menjadi komponen-komponen warnanya. Cahaya terang, terdiri dari semua warna spektrum, yang dipecah hingga menjadi warna-warna pelangi.

Gambar di atas, memperlihatkan bagaimana panjang gelombang dari merah hingga hijau hingga biru menjadi lebih pendek dan lebih pendek.
2. Persepsi visual pada warna
Hanya sesuatu yang mempunyai hubungan dengan cahaya sehingga warna dapat ”terlihat” – tetapi kenapa bisa demikian?
Jika cahaya terang/putih mencapai sebuah obyek/benda, satu hal yang dapat terjadi, antara lain:
- Semua warna diserap. Dalam hal ini kita melihat obyek/ benda terlihat berwarna hitam.
- Semua cahaya dipantulkan. Dalam hal ini obyek/ benda nampak seperti berwarna putih
- Semua cahaya dibiarkan menembus/melewati obyek/ benda. Dalam hal ini warna cahaya tidak berubah
- Sebagian cahaya diserap, sebagian yang lain dipantulkan. Kita melihat warna yang mempunyai corak bergantung pada panjang gelombang, maka akan dipantulkan, sedangkan yang tidak bergantung pada panjang gelombang akan diserap.
- Sebagian cahaya diserap, sebagian yang lain dipancarkan. Kita melihat warna yang mempunyai corak bergantung pada panjang gelombang, maka ia diserap dan yang tidak bergantung pada panjang gelombang, maka ia dipancarkan
- Sebagian cahaya dipantulkan, sebagian yang lain dipancarkan. Dibawah kondisi seperti ini warna yang cahayanya dipantulkan dan yang dipancarkan menjadi berubah

Properti/ sifat obyek/benda yang menerangi/menyinari menentukan efek-efek mana yang telah disebutkan diatas yang bisa terjadi.

Cahaya dipantulkan atau dipancarkan oleh sebuah obyek/ benda yang diterima oleh mata kita dan dipancarkan ke urat syaraf, yang memicu sensasi warna di otak kita.
Retina pada mata manusia terdiri dari sel-sel yang sensitif terhadap cahaya. Terdapat dua macam sel: batang dan kerucut. Sel yang berbentuk batang membedakan antara terang dan gelap, sedangkan yang berbentuk kerucut bereaksi terhadap warna. Terdapat tiga macam sel kerucut, setiap sel tersebut peka terhadap panjang gelombang tertentu. Sebagian dari sel-sel itu bereaksi terhadap cahaya dalam jarak/ kisaran antara 400 hingga 500 nm dan sehingga peka dengan cahaya yang berwarna biru. Sel kerucut yang lain dapat ’melihat’ hanya dalam jarak antara 500 hingga 600 nm, contohnya adalah cahaya berwarna hijau. Jenis yang ketiga ia mampu menerima cahaya warna merah, yang mempunyai kisaran/jarak antara 600 hingga 700 nm.
 
     
Komposisi sel batang dan kerucut ini membuat/mengubah mata manusia menjadi peka sehingga kemudian mata kita mampu melihat dan membedakan jutaan warna.

3. Campuran warna
3.1. Campuran warna tambahan/yang ditambahkan
Campuran warna tambahan adalah sebuah pemaksaan yang hebat/ luar biasa (superimposition) pada cahaya yang terdiri dari berbagai warna yang berbeda-beda. Jika semua warna spectrum ditambahkan bersama-sama, maka akan menghasilkan warna putih.
Merah, hijau dan biru adalah warna utama yang ditambahkan. Sehingga ketiga warna itu disebut dengan warna sepertiga karena setiap warnanya menunjukkan satu pertiga dari spektrum yang dapat dilihat. Prinsip campuran warna tambahan dapat digambarkan dengan sangat jelas/ bagus dengan tiga diascope, yang masing-masing menghasilkan sebuah titik cahaya dalam satu pertiga warna utama yang ditambahkan.
Prinsip campuran warna tambahan ini digunakan dalam TV berwarna dan dalam teater/bioskop untuk menghasilkan semua warna spektrum yang dapat dilihat.

3.2. Campuran warna pengurangan/ yang dikurangi
Untuk campuran warna yang dikurangi masing-masing komponen warna diambil dari cahaya terang/ putih. Jika semua komponen warna dihilangkan, maka akan menghasilkan warna hitam.

Cyan, magenta dan kuning merupakan warna-warna utama yang dikurangi. Ketiga warna tersebut adalah warna dua sepertiga karena masing-masing menunjukkan dua pertiga spektrum yang dapat dilihat.

Warna-warna itu dapat dihasilkan dengan mengurangi warna utama tambahan dari cahaya terang (contohnya adalah dengan memakai sebuah filter/ penyaring), atau dengan memaksakan cahaya dua warna utama tambahan. 
 
Tinta cetak merupakan bahan yang transparan yang berfungsi seperti halnya filter/ penyaring warna. Warna apa yang dihasilkan jika bahan yang menyerap warna biru dicetak di atas kertas putih? 



Biru dihilangkan dari cahaya terang; komponen-komponen lainnya (hijau dan merah) dipantulkan. Pemaksaan tambahan kedua warna ini menghasilkan kuning.

Inilah warna yang kita lihat. Tinta cetak telah berkurang satu pertiga (yakni biru) dari cahaya terang (terdiri dari merah, hijau dan biru).

Mari kita asumsikan bahwa dua bahan transparan dicetak diatas warna lainnya sebagai contoh, tinta cetak berwarna ’kuning’ dan ’cyan’. Bahan itu berturut-turut menyaring bagian biru dan merah dari cahaya terang. Sebagai hasilnya adalah, kita melihat cahaya hijau. Dengan bersama-sama, tinta cetak telah berkurang dua pertiga dari komponen warna itu.

Ketika cyan, magenta dan kuning dicetak pada lapisan diatas warna lainnya cahaya yang terjadi diserap secara keseluruhan, (yaitu tidak ada pantulan); maka kita melihat warna hitam.

3.3. Campuran warna autotypical
Gambar berwarna dicetak dengan menggunakan empat tinta cetak yaitu cyan, magenta, kuning dan hitam. Tinta cetak hitam meningkatkan/ menaikkan ketajaman dan kedalaman/ lebar gambar. Hal ini karena, sifat-sifat pigmen warna kromatik, warna hitam berikutnya di campur dari cyan, magenta dan kuning, yang tak pernah gelap seperti hitam.

Dalam percetakan offset ukuran dots-nya tergantung pada corak yang diinginkan. Ketika mencetak, titik pada masing-masing warna mendekatkan/menjajarkan sebagian atau dicetak total atau sebagian diatas warna lainnya. Jika kita melihat dots itu melalui kaca pembesar, kita melihat warna–kecuali untuk putih kertas adalah hasil campuran warna yang dikurangi. Bagaimanapun, tanpa kaca pembesar dan dari jarak normal, mata manusia tidak dapat melihat setiap dots itu. Dalam hal ini warna yang dicetak dicampur dengan ditambahkan.

Komposisi campuran warna yang ditambah dan dikurangi ini disebut dengan campuran warna autotypical.

4. Sistem klasifikasi warna
Setiap orang melihat/ memandang warna dengan cara yang berbeda-beda. Gambaran/deskripsi mengenai corak warna oleh beberapa orang memberikan hasil yang berbeda-beda.

Mesin cetak/ pencetak, bagaimanapun juga, membutuhkan kriteria standar untuk mengidentifikasi/ mengenali warna. Dalam rangka untuk mencapai tujuan ini, maka telah dikembangkan/ dibangun system klasifikasi warna yang berbedabeda. Beberapa manufaktur/ pembuatan tinta cetak memproduksi buku-buku sampel dan warna diberi nama contohnya seperti Novavit 4F 434. Beberapa manufaktur yang lain menggunakan kipas warna seperti HKS dan Pantone. Sirkulasi warna merupakan alat bantu lainnya. Ia bisa terdiri dari 6, 12, 24 atau lebih. Semua sistem tersebut mengatur contoh-contoh corak warna masing-masing dan memberinya nama. Ini semua belum cukup/ lengkap dan sebagian besar tidak sesuai/ cocok untuk kalkulasinya.

Seperti yang telah kita lihat, sensasi kromatik kita bergantung pada stimulasi receptor/penerima yang ada di mata kita, yang peka dengan warna merah, hijau dan biru. Juga, agar klasifikasi berbagai warna tidak ambigu maka dibutuhkan tiga nilai.

Dengan bantuan sebuah sistem seperti hijau, contohnya, dapat digambarkan/ dijelaskan sebagai berikut: hijau = 0 x merah + 1 x hijau + 0 x biru atau, bahkan lebih pendek, G = 0 x R + 1 x G + 0 x B. 

Jika seseorang menggambar warna utama sebagai poros/ sumbu pada sebuah sistem koordinat maka menghasilkan apa yang disebut dengan ruang warna. Beberapa pakar/ ahli telah membahas
System klasifikasi warna dan membuat gagasan/pikiran yang berbeda-beda mengenai bagaimana
ruang warna seharusnya didesain. Semua ruang warna itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Dalam ruang warna yang paling penting adalah telah dilakukan standarisasi secara internasional. Ia digunakan di berbagai cabang industri, misalnya di industri bahan pewarna dan industri pernis, pada industri tekstil, dalam produksi makanan dan dunia kedokteran. Bagan warna standar CIE telah diterima di seluruh dunia. (Singkatan CIE adalah Comission Internationale de l’Eclairage).
Sistem ini menggunakan variabel X, Y dan Z untuk ’nilai kadar warna’ sebagai pengganti dari R, G dan B. Untuk alasan praktis koordinat kromatik/ warna x dan y dan faktor Y ditentukan dari koordinat tersebut. (faktor Y digunakan sebagai ukuran terang pada warna obyek/ benda). Letak setiap warna dapat dijelaskan dengan tepat/seksama dengan menggunakan ketiga koordinat ini.

Warna-warna yang sama terangnya dapat digambarkan dalam dua dimensi, yaitu dalam bidang tunggal. Bagian silang/yang melintang pada ruang warna CIE dalam bidang yang terang adalah diagram kromatik CIE.

Warna spektrum merupakan warna yang paling jenuh yang dapat dihasilkan untuk corak yang diberikan (panjang gelombang). Ia diletakkan di garis/pinggir diagram kromatik CIE. Gambar ini
memperlihatkan spektrum bersama-sama dengan panjang gelombang yang berhubungan dalam nanometer. Garis lurus yang berhubungan dengan panjang gelombang 380 nm dan 780 nm disebut dengan garis ungu. Semua satuan trikromatik ini membuat campuran tambahan pada spektrum yang terbentang di dalam area yang dikelilingi oleh tempat spektrum dan garis ungu.

Satuan trikromatik pusat ini mempunyai koordinat x = 0,333 dan y = 0,333. Disingkat dengan E (yakni ”equi-energy spectrum”) untuk sumber cahaya utama dan terkadang juga disingkat dengan A (yakni ’achromatic”) dalam hal ini warna obyek/ benda.

Penjenuhan semua warna meningkat dari satuan trikromatik pusat menuju ke tempat spektrum.Euroscale DIN 16 539 menjelaskan posisi lokasi warna untuk cyan, magenta dan kuning untuk percetakan offset tiga warna dan empat warna. Ia juga menjelaskan lokasi warna untuk warna sekunder yang dikurangi merah, hijau dan biru.


Diagram kromatik pada gambar di atas memperlihatkan lokasi warna yang terbentang pada DIN 16 539 juga jarak warna yang dapat dihasilkan dalam mencetak. Distribusi ini sangat sejenis untuk semua nilai terang/ brightness.

Corak warna diletakkan di dalam hexagon yang dapat disalin/ direproduksi dalam percetakan offset empat warna dengan menggunakan warna Euroscale. Warna-warna di luar area ini hanya dapat dihasilkan dengan bantuan warna khusus tambahan (lihat gambar dibawah).
Dalam Euroscale DIN 16 539 nilai berikut ini untuk kertas yang dilapisi yang telah ditetapkan untuk percetakan tertentu/ spesifik dan kondisi pengukuran:
Nilai untuk x, y dan Y diukur dengan menggunakan spectrophotometer. Ia ada sebagai handset atau sebagai pusat perhitungan dengan kontrol mesin on-line (seperti pada Heidelberg CPC 21).



Salam Kekuatan Berawal Dari Hati bayoete.blogspot.com

Thursday, September 15, 2011

Tinta Cetak dan Jenis Tinta

Tinta Cetak dan Jenis-Jenis Tinta

Susunan umum suatu tinta terdiri atas varnish (vehicle) atau bahan pengikat, pigment (zat warna/ dai), aditional agent atau bahan penolong.
Varnish, pigment, additional agent diproses menjadi tinta cetak melalui proses produksi mulai dari pre mixing, grinding, mixing (color matching), sampai canning melalui standar proses produksi yang sudah baku dan akan mendapat hasil kualitas yang baku pula.

Jenis-Jenis Tinta
1. Tinta garis,
Zat cair dari tinta ini digunakan air atau campuran air dengan spiritus. Tinta ini tidak mengandung bahan pengikat, sehingga zat cair itu khusus untuk melarutkan saja.
Bahan warnanya adalah bahan warna "dai", dalam bentuk bubuk halus (puder) dimasukkan ke dalam pelarut dan di dalamnya mudah sekali larut. Perekatan bahan warna pada kertas terjadi karena bahan warna mewarnai serat-serat selulosa.
Tinta garis digunakan untuk membuat garis-garis blok catatan, buku tulis clan dan lain sebagainya.

2. Tinta fleksografi,
Tinta ini di samping mangandung bahan pelarut (alkohol) juga mengandung bahan pengikat dalam bentuk tannine, shellak, atau arpus buatan. Sebagai bahan warna untuk tinta fleksografi yang normal digunakan zat warna dai.
Tinta ini terdapat kelompok penting tinta pigmen. Tinta ini mengandung pigmen warna transparan. Ini terutama perlu pada tinta putih yang digunakan mencetak selofan.
Untuk bahan warna yang dilarutkan, kita hanya membutuhkan bahan pengikat. Pada tinta pigmen harus digunakan bahan pengikat,yang lebih banyak, karena butir-butir pigmen akan terletak lepas di atas dasar, dan dapat dihapus. Gejala ini dapat pula timbul pada tinta-tinta lain.

3. Tinta rotasi cetak dalam/ rotogravure,
Yang hampir sejenis dengan tinta fleksografl yang menutup, adalah tinta rotasi cetak dalam.
Zat cair terdiri dari bahan pelarut, dalam hal ini toluol atau xylol dan bahan pengikat yang dilarutkan di dalamnya, misalnya bahan gilsonit (sejenis aspal alamiah), arpus - selulosa clan dan sebagainya.
Bahan warnanya adalah pigmen. Pengeringan pada kertas, seperti pada tinta fleksografi, sebagian terjadi karena penguapan dan sebagian karena peresapan.

4. Tinta koran, tinta kerja dan tinta cetak tinggi rotasi (Tinta tidak cepat menguap),
a. Tinta koran rotasi
Tinta ini sangat sederhana, pada prinsipnya terdiri dari minyak mineral dan pigmen. Tinta ini tak mengandung bahan pelarut yang menguap.
Selain pigmen yang tak dapat larut (lengas gas atau jenis-jenis lengas yang lain), tinta ini mengandung zat yang disebut toner, ialah bahan pewarna biru atau ungu.
Maksud dari toner ini adalah untuk menetralkan warna yang bernada kecoklat-coklatan yang menjadi sifat dari sebagian besar macam lengas.
Minyak mineral yang digunakan untuk tinta koran, sering dilarutkan sejenis damar. Damar ini bukan bahan pengikat, karena setelah pencetakan tetap larut clan tak menunjukkan pengikatan pada pigmen.
Cocok untuk bahan kertas yang mempanyai daya serat tinggi.

b. Tinta koran hitam
Tinta ini lebih kental dibanding tinta koran rotasi yang dapat dikatakan encer.
Bila pada mesin rotasi digunakan tinta kental, maka kertas koran akan robek karena tertarik oleh tinta itu. Tinta kerja (smout) erat sekali ikatannya dengan tinta koran hitam, tetapi di samping minyak mineral, mengandung pula vernis lena dalam prosentase tertentu.
Tinta hitam kerja terutama digunakan untuk mencetak barang cetakan perdagangan (handelsdrukwerk)

c. Tinta cetak buku clan roman
Tinta ini lebih baik mutunya daripada tinta kerja, tetapi perbedaannya tidak demikian besar. Tinta inipun sedikit banyaknya mengandung minyak mineral.

5. Tinta minyak lena (lijnolie),
Tinta ini tak mengandung minyak mineral, tetapi hanya mengandung vernis minyak lena; pengeringan terjadi dengan cara bereaksi dengan udara.
Dalam hal ini vernis minyak lena berubah menjadi unsur padat (linoxyn), di bawah pengaruh zat asam dari udara. Proses pengeringan ini dipercepat dengan menambahkan bahan pengering, seperti campuran timah, mangan clan kobalt, yang dicampurkan ke dalam tinta dalam bentuk pasta atau cairan (siccative).
Tinta itu setelah satu hari (sering juga setelah beberapa jam) telah cukup mengering, sehingga bila kertas oplah ditumpuk dan dipotong, tak menunjukkan gejala menular. Dalam tinta minyak lena termasuk tinta ilustrasi clan tinta hitam cetak Was (prachtdruk).

Dalam kelompok yang sama termasuk tinta offset, tinta mengkilap dan beberapa macam tinta yang digunakan pada mesin cetak tinggi untuk mencetak permukaan-permukaan rapat seperti misalnya kertas logam dan selofan. 



 Tinta-cetak minyak lena yang modern (untuk cetak buku maupun offset) biasanya mengandung arpus buatan atau alamiah, yang telah mengalami proses perubahan kimia. Tinta yang mengandung arpus ini menunjukkan kilauan yang lebih dan mengering lebih cepat dari tinta minyak lena biasa. Kita sebut tints ini dengan nama, "tinta sintetis".

6. Tinta heat-set (kering dengan panas)
Untuk memperoleh pengeringan yang cepat, tinta dari macam minyak lena diolah dengan campuran kadar minyak mineral tertentu.
Tinta ini digunakan pada mesin rotasi yang berputar cepat untuk pencetakan. majalah yang menggunakan kertas cetak seni (kunstdruk) dalam, bentuk gulungan. Jalur kertas setelah dicetak dilintaskan melalui sederetan api gas yang memanasi jalur sedemikian rupa sehingga minyak mineral menguap.
Setelah didinginkan, tinta telah cukup kering, sehingga barang cetakan dapat dipotong dan dilipat. Tinta demikian disebut tinta Heat-set.

7. Tinta cepat-kering (quick-set)
Tinta lain yang cepat sekali mengering ialah tinta "Quick-set". Sebagai bahan pengikat digunakan suatu zat, sejenis getah karet, yang sangat halus dalam minyak mineral.
Segera setelah tercetak, minyak mineral yang tipis diserap kedalam kertas, sedang karet yang mengembang merekat satu sama lain, hingga menjadi lapisan dan mengikat pigmen pada permukaan kertas.
Banyak tinta modern yang cepat mengering dibuat menurut prinsip mi. Tetapi sebagai pengganti karet dan minyak mineral digunakan suatu arpus buatan dan bahan pelarut yang encer sekali. Setelah pencetakan, seperti pada tinta quick-set, terjadi pengeringan yang cepat pada lapisan tinta, sedang pengerasan selanjutnya terjadi seperti pada tinta minyak cat.

8. Tinta dengan pengeringan uap air (moisture-set ink)
Yang juga cepat mengering adalah yang disebut tinta dengan pengeringan uap air (moisture-set atau steam-set ink).
Tinta ini tak mengandung 'minyak; bahan cair dibentuk dengan larutan sejenis arpus buatan dalam sejenis gliserin, ialah glycole.
Glycole ini dapat dicampur dengan air, tetapi segera menyerap air; arpus menjadi membeku dan dengari cara demikian mengikat pigmen-pigmen pada kertas.


 Salam Kekuatan Berawal Dari Hati bayoete.blogspot.com

Wednesday, September 14, 2011

Kertas Digital Photo Studio - Materi Grafika

Kertas Digital Photo Studio
Kertas Digital Photo Studio, mengetahui jenis kertas yang akan digunakan dalam printing sangatlah penting. Selain menggunakan Software sebagai desain dan cetak photo, juga kita harus mencocokan jenis printer yang dipakai dan jenis kertas, untuk menghasilkan kualitas photo yang sesuai dan memuaskan konsumen.

Berikut ini ada beberapa jenis kertas photo printing yang biasa digunakan:
1. Canvas Paper
digunakan untuk mencetak photo akan menghasilkan cetakan dengan sentuhan canvas layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan akan menampilkan photo yang persis dengan kertas canvas.

2. Pemium Glossy Photo Paper
Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high glossy, apabila digunakan akan menghasilkan cetakan dengan efek mengkilap. Kertas jenis ini sangat cocok untuk mengcetak photo dengan resolusi tinggi dan harganya lebih mahal.
3. Double-Side Paper
digunakan untuk mencetak photo pada kedua sisinya (depan dan belakang). Kualitas photo yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak terlalu mengkilap dan cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk mencetak pamflet yang biasanya digunakan untuk sarana promosi, sehingga para konsumen dapat melihat dikedua sisinya.

4. Laster Photo Paper
Laster photo paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter karena jenis kertas ini sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun, tidak mudah pudar, mampu menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk photo dengan resolusi tinggi. Ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas, mungkin jenis ini bisa menjadi pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital photo printing.

5. Glossy Photo Paper
Jenis standar cetak photo. Dengan jenis kertas yang mengkilap dan putih mampu menghasilkan cetakan yang cemerlang. Dapat digunakan untuk photo resolusi tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar cetak photo).

6. Sticker Glossy Photo Paper
Memiliki warna dasar kertas putih dan mengkilap, sangat cocok untuk keperluan pembuatan sticker serta mampu mencetak photo beresolusi tinggi.

7. Inkjet Paper
Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital photo printing, jenis kerta inkjet ini biasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti mencetak sketsa gambar, proof arsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya. Kualitas kertasnya lebih bagus dari jenis HVS karena serapan pada tinta lebih bagus dan cepat kering.

8. Sublim Paper
Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak photo, tetapi kertas ini digunakan sebagai mediator (media perantara) transfer gambar ke t-shirt (kaos). Jadi bila kita ingin sebuah gambar dipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis Sublim Paper karena kertas ini mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-shirt.

design by: yash Quri: produksi Teaching Factory Multimedia SMK N 3 Tegal

Artikel Tautan: Kertas 

  Salam Kekuatan Berawal Dari Hati bayoete.blogspot.com

Tuesday, September 13, 2011

Kertas Percetakan - Materi Grafika

Kertas


Kertas (bahan cetakan) adalah merupakan bahan yang sangat penting di dalam pekerjaan cetak sehingga penyesuaian kualitas dari kertas (bahan cetakan) akan sangat dominan di dalam menentukan/menghasilkan kualitas cetak.

Kertas (bahan cetakan) dapat dibagi menjadi:
1. Uncoated, yang termasuk uncoated antara lain: HVS, HVO, Kertas koran, dll. Uncoated mempunyai sifat penyerapan besar, permukaan yang kasar, mudah terjadi picking (tercabut), PH rendah sehingga lambat kering, dan karena permukaannya bergelombang (tidak rata) maka hasil cetak tidak menimbulkan gloss. Cemani Toka dalam hal ini sudah menyesuaikan tinta untuk kertas uncoated tersebut.
2. Coated, yang termasuk coated antara lain : art paper, coated paper, mat coated, cast coated, art karton, coated karton. PT Cemani Toka dalam hal ini sudah menyesuaikan tinta untuk jenis-jenis kertas coated.
3. Non Absorption Paper, yang termasuk non absorbtion antara lain:
Vynil stiker, Yupo, Typex, Gold Foil, Alumunium Foil, art synthetic paper, dll. Karena jenis ini tidak mempunyai daya serap, maka pengeringan terjadi secara oksidasi penuh. Biasanya timbul masalah set off atau lambat kering. Sehingga perlu penanganan khusus seperti:
- tidak menumpuk hasil cetakan terlalu tinggi
- PH air pembasah tidak terlalu asam (karena akan menghambat oksidasi)
- memakai air pembasah seminim mungkin

Hati-hati karena tinta mempunyai pengeringan lebih cepat dari pada tinta biasa, tidak sampai lapisan tinta mengering. Menurut Dameria (2005 : 98), 
Jenis kertas terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
1) kertas berdasarkan jenis serat, kertas jenis ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. kertas mengandung kayu, dengan ciri-ciri:
- terdiri dari serat mekanis
- tidak tahan disimpan lama
- mudah berubah warna jika terkena matahari
contoh : koran, HHI
b. kertas bebas kayu, dengan ciri-ciri:
- terdiri dari serat kimia
- tahan disimpan lama
contoh : HVS, HVO
2) kertas berdasarkan pekerjaan akhir, yaitu:
a. kertas coated, dengan ciri-ciri:
- terdiri dari kertas dasae dan lapisan kapur dengan bahan perekat
- permukaannya halus dan mengkilap (gloss)
- daya serap terhadap minyak lemah
contoh : art paper, kunsdruk
b. kertas uncoated, dengan ciri-ciri:
- tidak diberi lapisan kapur
- permukaan kertas kasar tapi bisa juga dihaluskan
- daya serap terhadap minyak kuat
contoh : koran,HHI, HVS, HVO
3) kertas berdasarkan penggunaannya, yaitu:
a. Kertas cetak, seperti HVO, koran, art paper
b. Kertas tulis, seperti HVS, kertas gambar
c. Kertas bungkus, seperti cassing, kertas sampul, kertas Samson
d. Kertas khusus, seperti kertas uang, kertas sigaret, kertas tisue.

Bahan baku kertas
Ada 2 macam bahan baku kertas, antara lain:
a. Pulp mekanis, dengan ciri-ciri:
- seratnya tidak murni masih mengandung lignin
- seratnya tidak utuh (banyak yang rusak)
- tidak tahan terhadap penyimpanan (warna kertas berubah menjadi kuning)
- mempunyai opasitas tinggi
- permukaan kertas lebih lunak
- harga murah
b. Pulp kimia, dengan ciri-ciri:
- seratnya murni, tidak mengandung lignin
- seratnya utuh
- lebih stabil terhadap penyimpanan
- mempunyai opasitas lebih rendah
- permukaan kertas lebih kaku


 Salam Kekuatan Berawal Dari Hati bayoete.blogspot.com

CTP - Computer To Plate - Materi Grafika


Computer-To-Plate
Diagram Alir Digital Production Work

Computer-To-Plate, yaitu proses pembuatan image atau gambar pada pelat cetak. Proses ini dikerjakan pada tahapan "prepress" - proses persiapan cetak. CTP atau disebut juga "direct-to-plate" berarti proses pembuatan pelat cetak secara langsung dari (file) komputer. 
Kecenderungan industri adalah bergerak ke arah digital, penggunaan CTP semakin banyak ditemukan pada industri percetakan terutama di Negara maju. Penggunaan komputer selain masalah ekonomis, mengingat biaya buruh yang mahal maka aspek fleksibilitas penggunaan komputer yang menghilangkan proses reproduksi menjadi pertimbangan penting perubahan ke CTP.

Dibawah ini ada beberapa hal yang perlu diketahui bagi percetakan di Indonesia mengenai CTP, kelebihan dan kekurangannya sebagai upaya antisipasi.

1. Proses
Sesuai istilah direct-to-plate; proses pembuatan image pada plat tanpa mengunakan proses pembuatan film foto reproduksi, image langsung dicetak pada pelat langsung dari file komputer. File digital tidak perlu dirubah atau dimodifikasi kebeberapa file yang berbeda karena sudah deprogram dengan system RIPS, proses yang dilakukan pada pembuatan film cukup dilakukan semuanya menggunakan klik mouse dan memasukkan data via keyboard. Konsep dari pembuatan pelat berimage persis sama, sesuai data file yang dirancang/ didesain namun dengan cara yang sama sekali sudah berbeda.

2. Kelebihan
CTP meningkatkan waktu pembuatan pelat lebih cepat, konsistensi kualitas image dan gambar cetakan. Cara ini membutuhkan waktu lebih singkat dari cara percetakan offset litografi yang analog sebab menggabungkan dua proses menjadi satu. Tenaga manusia jelas berkurang karena tidak perlu lagi membuat film foto reproduksi. Paling tidak waktu bisa dihemat 20-30% dengan CTP. Image yang dihasilkan juga lebih jelas, tajam dan akurat dibanding dengan cetak analog yang tradisional sebab dot yang muncul lebih bersih dan turunan image pertama - langsung ke pelat cetak, efek dot-gain juga berkurang. Penghematan lainnya dari aspek material yaitu lebih sedikit suplai, karyawan dapat dikurangi dan tidak menggunakan kamera reproduksi lagi, sehingga ruang yang dibutuhkan lebih sedikit. Penghematan ini bisa dijadikan insentif bagi harga cetak dan menjadi faktor kompetisi untuk menarik pelanggan baru

3. Kekurangan
Umumnya orang terbiasa dengan gambar cetak dengan dot-gain yang besar dan tampak lebih gelap. Tidak jarang pelanggan akan merasa aneh dengan hasil bagus "yang tidak biasa" ini. Perlu bagi percetakan untuk memberikan pengertian mengenai barang bagus yang baru ini ke pelanggan, supaya terbiasa.
CTP juga merubah pola tanggung jawab kualitas cetak yang semula penuh pada percetakan, beralih ke "digital file creator" – orang yang membuat file image.

4. Masalah umum yang dijumpai
Dalam proses cetak litografi, ada banyak kemungkinan merubah atau mengkoreksi hal yang salah pada film. Tidak demikian halnya pada CTP, operator percetakan harus benar-benar menjamin file image bersih.
Perhatikan hal-hal berikut ini, simpan file dalam format CMYK bukan RGB dan gunakan spesifikasi yang tepat seperti: 
(1) "bleed amount" yang tepat, 
(2) pastikan semua huruf dan resolusi image tinggi masuk dalam file, dan 
(3) check penggunaan spot-color yang benar, dll.
Proses perbaikan digital file image yang salah sangat membutuhkan banyak waktu, yang akhirnya mengurangi kelebihan CTP terhadap sistim film analog.

5. Up-to-date dengan komputer dan perkembangannya
Belajar terus menerus atau mengikuti perkembangan proses yang baru dan komputer menjadi wajib, karena bidang ini sangat cepat kemajuannya - dalam hitungan bulan. Photoshop dan Illustrator selalu memberi penambahan-penambahan dalam perangkat lunaknya. Perusahan seperti Adobe dan Extensies sering melakukan seminar-seminar pendidikan diberbagai kota dan negara. Akses ke internet atau website CTP menjadi alternative cara, ikuti kursus online, ikut chatroom dll.

Salam Kekuatan Berawal Dari Hati bayoete.blogspot.com