Laman

Monday, November 7, 2011

Pencahayaan Shooting Video - Materi Video Shooting

Pencahayaan/ Lighting


Jika fotografi sering disebut dengan "melukis dengan cahaya", kira-kira demikian pula halnya dengan video, yaitu bagaimana pentingnya memahami karakteristik pencahayaan pada proses shooting video. Gambar yang jelas/ tajam dapat diperoleh pada intensitas cahaya tertentu. Sedangkan kelebihan cahaya (over exposure) menyebabkan detil warna tidak diperoleh dan gambar menjadi dominan putih, sedangkan pada kasus kekurangan cahaya (under exposure), detil warna obyek tidak diperoleh dan gambar menjadi dominan hitam.

Peralatan video memang berbeda dengan peralatan produksi film. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa lensa kamera video memiliki kepekaan cahaya yang lebih rendah dari pada kamera film sehingga ia memiliki keterbatasan dalam menangkap rentang cahaya. Karena itulah, lokasi shooting video akan amat menentukan kualitas gambar video yang dihasilkan, dimana pada indoor shooting dengan peralatan lighting yang memadai, sumber-sumber cahaya lebih mudah dikendalikan untuk pencapaian gambar yang ingin dihasilkan. Sementara outdoor shooting harus diatur sedemikian rupa agar kontras warna dapat diminimalkan (yang akan mengurangi ketajaman gambar yang akan dihasilkan).

Fungsi pencahayaan ini dapat diperankan oleh seorang lighting man khusus (terutama jika indoor shooting menggunakan sumber cahaya buatan) atau sekedar bahan perhatian kamera men saat operasional kameranya.


Tips Pencahayaan
1.        Kontras Warna (gelap-terang)
Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas kamera video tergantung dari kepekaan lensanya terhadap cahaya. Lensa disebut peka jika ia dapat menangkap gradasi warna (gelap-terang) yang lebar. Makin tidak peka lensa, makin sulit ia menangkap gradasi warna. Oleh lensa yang kurang peka, titik warna yang “mendekati hitam” akan ditangkap sebagaititik hitam, dan titik warna yang “mendekati putih” akan ditangkap sebagai titik putih. Demikianlah kita mengenal gambar sebagai “tajam” atau “kurang tajam” berdasarkan kekayaan informasi warna dan gelap terang yang berhasil disajikan.
Karena itu, agar dapat menangkap gambar obyek secara detil, usahakan pada layarkamera video agar gambar yang tertangkap memiliki kontras warna yang rendah. Berikut iniialah contoh buruk: mengambil obyek manusia berkulit gelap, dengan latar belakang langit putih. Kamera video auto akan mengambil “cahaya rata-rata” sedemikian rupa sehinggasebagai hasilnya gambar obyek akan gelap. Sedangkan pada kamera yang cahayanya dapat disetting manual, jika bukaan cahaya (diafragma) diperbesar agar dapat menangkap detil warna pada tubuh manusia, maka pada bagian langit warnanya akan “meledak” yaitu putih amat terang.
2.        Cahaya "Lembut" dan "Keras"
Cahaya yang lembut (soft) akan menghasilkan gambar yang lebih bagus dibandingkan dengan cahaya yang keras. Karena itu untuk keperluan shooting outdoor, terdapat waktu shooting yang ideal yaitu pagi atau sore hari dimana intensitas cahaya matahari tidak terlalu terang. Jika cahaya ini terlalu terang, sebaiknya dipakai semacam kain filter untuk menyaring cahaya yang menuju obyek shooting agar dihasilkan cahaya yang lebih soft.
Pada penggunaan lambu buatan untuk indoor shooting, filter ini bisa dipakaikan padasumber cahaya (lampu) sehingga cahaya akan berpendar dengan soft. Cara lainnya, cahayadihadapkan ke atap atau tembok sehingga obyek shooting hanya akan menerima pantulan cahayanya yang lebih lembut.
3.        Reflektor
Reflektor dapat digunakan untuk memantulkan cahaya keras menjadi lebih lembut. Reflektor juga dipakai sebagai sumber cahaya lain selain sumber cahaya utama sehingga obyek shooting akan terkena cahaya secara lebih merata pada keseluruhan bagiannya. Pada prinsipnya reflektor dapat dibuat dari bahan apa saja yang berwarna putih/ terang sehinggadapat secara optimal memantulkan cahaya yang diterimanya. Biasanya untuk dapat membuat reflektor dengan murah, bahan alumunium foil direkatkan pada sebidang busa (stereoform) untuk menjadi reflektor yang ringan dibawa.
4.        Arah Cahaya
Untuk kebanyakan kasus dimana diharapkan obyek shooting terekam gambarnya secara detil, arah cahaya harus berasal dari depan obyek, atau searah dengan arah kamera video. Cahaya yang berasal dari belakang obyek disebut “backlight” dan akan menghasilkan gambar siluet yaitu obyek yang gelap (catatan: ini dapat saja dipakai untuk keperluan khusus yaitu misalnya jika identitas obyek memang sengaja dikaburkan). Pengaktifan fitur backlight pada kamera video memang sedikit membantu tapi itu sebaiknya dilakukan jika sudah tidak ada pilihan angle yang lebih baik lagi.
5.        Pencahayaan Tiga Titik (Three Point Lighting)
Teknik pencahayaan dasar disebut dengan Three Point Lighting yang seperti tergambar dari namanya, menggunakan 3 sumber cahaya (yang kesemuanya sebaiknya berupa cahaya buatan). Dalam teknik ini terdapat 3 buah sumber cahaya dengan intensitas dan sudut masing-masing terhadap obyek shooting, yaitu key light, fill light, dan rim light.
Contoh: sebuah adegan shooting wawancara, dimana seorang menghadap ke kamera video. Key light dipasang di depan orang dan menghadap ke orang yang diwawancaratersebut, dengan ketinggian sedikit di atasnya, dengan membentuk sudut sekitar 45 derajat terhadap kamera (segitiga yang dibentuk oleh key light, orang, dan kamera membentuksudut 45 derajat). Key light ini merupakan sumber penerangan utama bagi obyek, tapi hanyadengan key light ini saja, akan timbul bayangan yang mengganggu di belakang obyek.Karena itu diperlukan sumber cahaya yang kedua, yang disebut dengan fill light yangditempatkan berlawanan dengan key light, dengan intensitas cahaya yang lebih rendah. Lampu ketiga yaitu rim light berfungsi memperjelas pemisahan obyek denganbackgroundnya (dengan menghasilkan semacam outline pada obyek), juga ditempatkan dibelakang orang dengan sudut yang berbeda, dengan intensitas yang lebih rendah pula.
Variasi sudut dan ketinggian sumber cahaya serta intensitas cahaya dapat menghasilkan hasil gambar yang berlainan. Suatu eksperimen lighting pada lokasi shooting tertentu idealnya dilakukan sebelum jadwal shooting untuk mendapat setting pencahayaan demi mendapatkan hasil gambar yang maksimal. Kombinasi penggunaan sumber cahaya alami (sinar matahari) dan buatan juga dapat dilakukan dengan terlebih dulu harus dilakukan eksperimen dan penyesuaian secukupnya, termasuk setting kamera yang berbeda-beda tergantung jenisnya.
6.        Fungsi Artistik
Seorang penata artistik bertanggungjawab menyiapkan setting lokasi shooting termasuk semua properti yang merupakan bagian dari skenario. Misalnya, dalam skenario terdapat adegan kesibukan kerja di kantor maka penata artistik harus menyiapkan setting lokasi dansemua barang yang diperlukan agar adegan tersebut “hidup” sesuai dengan kenyatannya. Pada konteks home video yang berbeda dengan produksi film komersial, tugas piƱata artistik tetap penting. Meskipun mungkin tidak perlu dibuat suatu rekayasa khusus untuk setting lokasi dan adegan, namun ia harus mengoptimalkan kondisi lokasi dan properti yangsudah ada untuk membantu fungsi sutradara dan kameramen agar dapat dihasilkan gambar yang baik. Dalam pengambilan suatu gambar produk video amatir misalnya, sering ditemukan kemunculan benda-benda yang mengganggu penglihatan, yang sering luput dari perhatian kameramen. Peran seorang penata artistik lah yang harus membantu mengurangi kemungkinan terjadinya hal seperti ini.
Pada tahap Pra Produksi, penata artistik memulai pekerjaannya dengan mempelajari skenario dengan teliti, lalu membuat list berisi detil kebutuhan set dan properti, lalu membuat bujet untuk penyediaan properti tersebut. Imajinasi dan kreativitas amat diperlukan pada tahap ini untuk mengupayakan agar properti dapat tersedia secara mudah, murah dan cepat, tanpa mengorbankan kualitas properti yang berpotensi merusak cerita.
Sedangkan pada tahap Produksi, penata artistik terus mengikuti kegiatan shooting untuk menyiapkan semuakebutuhan bagi adegan demi adegan yang akan di-shooting. Kecepatan dan keterampilan dalam membongkar pasang properti akan merupakan salah satu penentu berlangsungnya kegiatan shooting yang efektif dan efisien.
7.        Fungsi Make-up & Wardrobe
Fungsi ini diperlukan untuk menyiapkan orang-orang yang akan tampil sebagai obyek shooting dalam hal busana/ pakaian/ kostum dan make-up. Dalam hal pakaian, beberapa faktor yang harus menjadi perhatiannya: kerapihan, kebersihan, kecocokan, dan warna. Tiga aspek yang disebutkan awal tadi mungkin mudah untuk dipahami, yaitu bahwa pemain/ talent yang tampil harus berpakaian dengan layak sesuai dengan perannya. Adapun mengenai warna ialah, berhubung kamera video memiliki kepekaan lensa yang terbatas, maka sedapat mungkin harus dihindari pemakaian warna pakaian yang memiliki kontras tinggi dengan warna kulit/ wajah. Yang sering terjadi ialah, bahwa kebanyakan orang Indonesia berwarna kulit gelap (sawo matang) namun karena udara yang cukup panas sering memakai pakaian/ kaos berwarna cerah seperti putih, kuning. Kombinasi warna kulit dan pakaian dengan warna tersebut tidak cocok untuk keperluan shooting karena kontras warna tersebut menyebabkan detil obyek sulit tertangkap oleh kamera. Jadi disarankan untuk memilihkan pakaian yang warnanya dekat dengan warna kulit pemain/ talent.
Ada pun soal make-up, pekerjaan minimal yang dapat dilakukan namun dapat memberi efek signifikan ialah soal kerapihan potongan rambut, pembersihan wajah dan membedakan. Wajah pemain/  talent yang berminyak akan memantulkan cahaya dan akan menjadi gambar yang buruk. Amat baik jika untuk keperluan home video pun tersedia fungsi make-up ini yang melakukan kegiatan pembersihan wajah dan pembedakan agar wajah para pemain/ talent dapat tertangkap dengan baik oleh kamera video saat shooting.
8.        Fungsi Asistensi
Kegiatan pengambilan gambar sebenarnya melingkupi sejumlah banyak tugas yang kompleks. Sebagai perbandingan dapat kita lihat bahwa setelah berakhir suatu tayangan film komersial, film Hollywood misalnya, maka muncullah sekian ratus orang yang terlibat dalam proses produksi film tersebut. Pada produksi home video, meskipun hanya sedikitsumberdaya manusia yang bisa dilibatkan, sebaiknya fungsi-fungsi tertentu yang telah dijelaskan di atas tetap coba dijalankan meski dengan keterbatasan masing-masing. Untuk itu dapat diperbantukan seorang asisten yang melakukan segenap tugas rangkap untuk membantu tugas-tugas yang dijalankan oleh kru inti. Tugas asistensi ini bisa amat fleksibel, tergantung kondisi di lapangan.




salam kekuatan berawal dari hati  bayoete.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Silahkan Komentar maupun Pesannya.... lampirkan alamat email atau web anda:..... Thanks