Laman

Saturday, December 10, 2011

Penerapan PBL - Multimedia SMK

Penerapan PBL di Kompetensi Multimedia UPTD SMK 3 Tegal
MKDV Tahun Ajaran 2010/ 2011

Penerapan PBL dalam pendidikan menengah kejuruan akan mampu untuk menghasilkan siswa/ siswi yang memiliki ketrampilan aplikatif dan siap kerja karena ketika belajar di sekolah mereka telah dilatih untuk menyelesaikan permasalahan dalam dunia nyata. 
Kreatifitas dan inovasi dari staf pengajar yang terlibat sangat diperlukan untuk menghasilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, aktif dan menyenangkan supaya siswa bebas dari tekanan, bebas menuangkan ide, menemukan hal-hal baru, dan mampu berfikir kritis dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas lulusan.

foto kbm mkdv tahun ajaran2010/ 2011

"Tidaklah mudah untuk membawa perubahan yang besar pada sistem yang mapan. Untuk itulah perlu serangkaian kegiatan pembuktian, tentu saja dengan perubahan yang tidak terlalu signifikan serta memanfaatkan sumber daya yang minim, namun hasilnya dapat dilihat secara nyata."

Jika Anda seorang pengajar berjiwa muda yang memiliki semangat tinggi, ajak dua teman Anda yang kebetulan memiliki visi yang sama untuk menggagas pembelajaran berbasis proyek ini. Dalam kegiatan percobaan kecil ini usahakan membuat satu buah proyek untuk satu semester dulu, hal ini bertujuan agar siswa merasa ringan dalam mengikuti ujicoba ini, ya! satu proyek untuk satu semester dulu!.

Saat sebelum pembelajaran dimulai, ajaklah teman-teman Anda untuk mulai membahas tema proyek yang akan diterapkan dalam satu semester. Pilih sebuah proyek yang riil menjadi kebutuhan di dunia nyata. Saya ambil contoh misalnya pada semester gasal, dengan tema proyek “Membangun Karya Informatif”. Keterampilan pengembangan Karya Informatif ini sangat mereka butuhkan ketika berkecimpung dalam dunia keteknik multimediaan. Selanjutnya pilihlah Mata Pelajaran yang saling berkorelasi dan dibutuhkan dalam melakukan pengembangan Karya Informatif seperti MPK, MSOD dan MKDV sebagai aspek khusus perancangan interface dari aplikasi Karya Informatif tersebut. Ajaklah teman Guru A yang sedang mengampu mata pelajaran MPK, rekan Guru B sedang mengampu mata pelajaran MSOD dan Saya yang kebetulan mengampu mata pelajaran MKDV.
Contoh struktur mata pelajaran dan proyek dalam PBL di Teknik Multimedia

Mendesain Proyek dengan Metode GRASP

Berikutnya, mulailah untuk bersama-sama dengan Guru yang lain merancang detail proyek yang akan digunakan dalam aktivitas PBL ini. Metode perancangan proyek yang paling mudah adalah dengan metode GRASP. Penulis pertama kali mendengar dan mempelajari metode ini dari rekan Senior Trainer yang berasal dari Pakistan bernama Bagzha sewaktu menghadir Intel Teach Asia Senior Trainer Summit 2009 di Vietnam. Metode ini sangat mudah untuk mendesain proyek.

GRASP merupakan singkatan dari Goal (Tujuan), Role (peran siswa yang dihubungkan dengan dunia nyata/ real world), Audience (peserta dalam aktivitas pembelajaran), Set of Activities (rangkaian kegiatan dalam aktivitas pembelajaran) dan Product (produk/hasil/artefak pembelajaran). Contoh perancangan GRASP untuk proyek diatas adalah sebagai berikut:

Contoh Ide Proyek Pengembangan Karya Informatif
Goal/Tujuan: Untuk memberikan keterampilan kepada para siswa bagaimana mengembangkan karya informatif dengan mengembangkan berbagai dokumen perancangan dan penggunaan berbagai piranti pengembangan aplikasi.
Role/ Peran: Siswa akan berperan sebagai pengembang aplikasi yang bekerja dalam sebuah tim dengan berbagai spesialisasi seperti perancang antarmuka (interface designer), business analyst, conseptor, project manager atau peran lain yang dapat ditambahkan sesuai dengan jumlah anggota kelompok.
Set of Activities/Kumpulan Kegiatan: Siswa mengumpulkan informasi kebutuhan karya informatif yang akan didevelop dari para nara sumber (pemakai), siswa mempelajari berbagai literatur, siswa membuat rancangan diagram alir aplikasi/ karya informatif, rancangan antarmuka (user interface) lalu mempresentasikannya kepada pengguna untuk mendapatkan persetujuan, melakukan pemrograman aplikasi menggunakan IDE (Integrated Development Environment), membuat dokumentasi dan dukungan teknis serta melakukan ujicoba kepada pengguna dan melakukan distribusi aplikasi.
Product/ Hasil: Dokumen rancangan, diagram alir program, rancangan antar muka (user interface design), aplikasi desktop/ web dan dokumentasi untuk dukungan teknis (help documents)

Setelah perancangan proyek, proses berikutnya adalah membuat detail dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Action Plan atau ada yang menyebutnya Unit Plan dimana didalamnya mencantumkan Tujuan Pembelajaran, Standar Kompetensi, Detail Aktifitas, Alat & Bahan Ajar, Lembar Kerja, Metode Evaluasi, dll.

Nantinya skenario project ini akan dijalankan secara pararel dalam tiga mata pelajaran yang ada sehingga perlu dibuat sinkronisasi antar konten yang akan disampaikan pada tiap tahapan/ pertemuan dengan siswa.

Peran Guru, Asisten Guru dan Guru dalam Aktifitas PBL

Dalam kegiatan PBL ini, peran Guru dan asisten adalah sebagai fasilitator pembelajaran dan membangun komunitas pembelajaran.
Peran Guru adalah:
Pertama, mempersiapkan skenario yang akan dibahas pada tiap sesi dan mengatur silabus mata pelajaran. Jumlah sesi disesuaikan dengan cakupan materi, output, dan outcome dari perkuliahan.

Kedua, secara bertahap mempersiapkan materi perkuliahan dalam bentuk file elektronik dan memberikan beberapa sumber antara lain buku referensi dan link website.

Ketiga, sebagai fasilitator, dosen mendorong para siswa untuk mengekplorasi pengetahuan yang telah mereka miliki dan menentukan pengetahuan yang diperlukan selanjutnya.
Guru umumnya diharapkan untuk menahan diri tidak memberikan informasi, sebaliknya mendorong dilakukannya diskusi dan pembelajaran antar para siswa. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
(1) melakukan klarifikasi (misal terhadap perspektif yang muncul dalam diskusi),
(2) mendorong pemikiran yang divergen (misalnya, adakah kemungkinan solusi yang lain?),
(3) meletakkan permasalahan sesuai konteks (misalnya, apakah isu yang dibahas mengingatkan guru pada berbagai informasi lain yang telah teridentifikasi sebelumnya?),
(4) membuat urutan prioritas (misalnya apakah berbagai informasi yang telah diidentifikasi dapat diurutkan sesuai relevansinya terhadap permasalahan?), dan
(5) memoderasi diskusi (misalnya apakah ada kemajuan dalam diskusi, kalau tidak, identifikasi apa saja yang salah dan kembalikan diskusi pada tujuan yang semula).

Keempat, sebagai evaluator. Walaupun peran dosen tidak lagi dominan dalam pelaksanaan pembelajaran ber-PBL, namun tetap guru bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk itu secara berkelanjutan guru perlu mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan melakukan perbaikan segera bilamana diperlukan baik dari sisi content maupun proses.

Guru sebagai fasilitator juga harus menyediakan waktu untuk mendampingi siswa dalam menyelesaikan penugasan yang diberikan, termasuk menjadi nara sumber yang siap kapanpun dan menyediakan berbagai media komunikasi seperti email, web, blog, forum diskusi, dan chatting untuk memberi dukungan teknis kepada para siswanya dalam usaha menyelesaikan studinya.

Sedangkan peran siswa adalah secara umum dalam pembelajaran ber-PBL adalah mempersiapkan diri untuk belajar dan bekerja secara kelompok serta berperan aktif dalam belajar. Peran serta siswa yang dimaksud adalah seperti menghadiri dan mengikuti keseluruhan pembelajaran dan tidak diperkenankan ijin mata pelajaran disaat mata pelajaran tersebut sedang berjalan.

Proses Evaluasi dalam PBL

Proses penilaian atau evaluasi dalam PBL haruslah bersifat valid/ absah, dapat dipercaya/ reliable dan fair/ adil. Dalam konteks ini para siswa juga harus mampu untuk belajar mengevaluasi pekerjaan dan apa yang dilakukannya dengan melakukan self assessment. Siswa juga harus mampu untuk belajar menyediakan umpan balik yang membangun atas hasil pekerjaan orang lain/ peserta didik lain (biasa disebut dengan peer-assessment).

Terdapat dua metode penilaian yaitu Formative Evaluation dan Summative Evaluation.
Evaluasi formative adalah metode penilaian yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses/ aktivitas pembelajaran yang menyediakan umpan balik sewaktu-waktu untuk mengukur hasil pekerjaan siswa.
Sedangkan evaluasi summative adalah penilaian pada saat proyek telah berakhir/atau dilakukan di akhir proyek.

Hasil penilaian formative dapat pula dijadikan sebagai bahan untuk penilaian summative.
Perangkat penilaian otentik yang sering digunakan dalam PBL untuk menilai proses dan performa siswa adalah dalam bentuk Rubrik.

Rubrik merupakan bentuk penilaian formative sebagai panduan penilaian untuk mengukur kinerja siswa berdasarkan berbagai kriteria yang disepakati bersama. Rubrik juga merupakan panduan kerja untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang biasanya telah diberikan kepada siswa pada saat awal pelajaran. Lewat rubrik inilah siswa dapat melakukan penilaian pekerjaannya sendiri (self-assessment) dan mampu menilai pekerjaan siswa lain (peer-assessment).


"Jadi bukan lagi hanya mendapatkan nilai berupa angka dan huruf tanpa mendapatkan umpan balik yang membangun seperti yang terjadi sekarang."




salam kekuatan berawal dari hati  bayoete.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Silahkan Komentar maupun Pesannya.... lampirkan alamat email atau web anda:..... Thanks