Penyajian Ilustrasi, Unsur Visual
Metode-metode yang efektif dalam penyajian ilustrasi menurut Otto Kleppner (1966: 156-157) adalah:
(1) ilustrasi dari produk itu sendiri,
(2) ilustrasi produk tata letak,
(3) ilustrasi penggunaan produk,
(4) ilustrasi manfaat dari penggunaan produk atau kerugiannya bila tidak menggunakannya,
(5) dramatisasi judul,
(6) dramatisasi dari situasi tunggal,
(7) dramatisasi kejadian,
(8) dramatisasi yang berurutan,
(9) dramatisasi secara rinci,
(10) perbandingan,
(11) perbedaan yang jelas,
(12) kartun,
(13) karakter dari aspek perdagangan,
(14) chart dan bagan,
(15) phantom atau bagan berbentuk skets hantu,
(16) simbol dan
(17) dekorasi, ornamen, desain abstrak.
Menurut Sukadi (1982: 98) sifat-sifat penyajian/ karakteristik ilustrasi dapat dijabarkan dalam tiga sifat, yaitu:
(a) secara humor; humor tidak menyindir, menyentil (mengoreksi), sebagai karikatur,
(b) secara reklame; sebagai perangsang, sebagai daya tarik, dan
(c) secara kiasan atau perlambang.
Mengenai ilustrasi sebuah cerita dapat diceritakan secara efektif dengan gaya, corak dan sebagainya baik dalam bentuk tunggal maupun berseri. Apabila sebuah cerita ilustrasi dan dipergunakan dengan baik, maka gambar ilustrasi tersebut dapat menyampaikan pesan secara langsung dan tepat mengenai sasaran, dibandingkan dengan menggunakan banyak paragraf pada teks. Untuk dapat mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur visual yang diperlukan, antara lain:
1. Garis
Garis secara umum terdiri unsur-unsur titik yang mempunyai peran tersendiri. Adapun sifat garis secara umum yaitu garis lurus, garis lengkung, dan bersudut. Sebagai unsur visual, garis memiliki pengertian, yaitu:
(1) tanda atau markah yang memanjang yang membekas pada suatu permukaan dan mempunyai arah,
(2) batas suatu bidang atau permukaan, bentuk, atau warna
(3) sifat atau kualitas yang melekat pada objek lanjar/ memanjang.
Pengertian pertama, garis merupakan garis grafis dan benar-benar nyata, bersifat konkrit. Misalkan garis yang terbentuk dari goresan kapur di papan tulis, tarikan pena di kertas, dan lain
sebagainya. Garis grafis yang nyata dapat berpenampilan macam-macam, tergantung dari alat yang digunakan dan permukaan yang menerimanya. Garis dapat berpenampilan halus dan rata, bergerigi, terputus-putus, berpangkal dan berujung tumpul atau runcing, dan sebagainya.
Pengertian kedua dan ketiga, garis lebih bersifat konsep, karena hanya dapat dirasakan keberadaannya. Misalnya garis yang dapat kita rasakan karena adanya pertemuan dua buah permukaan atau bidang warna, batas keliling suatu bentuk atau sifat memanjang pada kawat, benang, dan sebagainya. Menurut Suradjijo (1985: 53) garis dimulai dari titik ke titik, garis merupakan sebuah bekas yang dibuat oleh titik yang bergerak. Secara tidak langsung garis merupakan pernyataan gerakan. Sidik (1981: 4) menyatakan bahwa garis adalah suatu goresan atau batas limit suatu benda, masa ruang, warna dan lain-lain. Garis hanya berdemensi memanjang serta mempunyai arah dan sifat-sifat : panjang, pendek, vertikal, horisontal, lurus, melengkung, berombak dan lain-lain. Garis dalam pengertian umum adalah tanda yang berarti menunjukkan arah, gerak dan juga energi. Garis dapat disebut juga sebagai tanda yang dibuat dengan alat-alat tertentu dan ditarik memanjang. Garis yang dibuat dengan alat dan kesengajaan sehingga menimbulkan bekas tersebut, disebut garis nyata atau garis aktual. Garis yang mengesankan arah, gerak, dan juga energi merupakan garis dalam pengalaman penghayat.
2. Raut atau bangun
Raut adalah pengenal bentuk yang utama. Sebuah bentuk dapat dikenali dari rautnya, apakah sebagai suatu bangun yang pipih datar, yang menggumpal padat atau berongga bervolume, lonjong, bulat, persegi, dan sebagainya. Raut juga dapat terbentuk oleh sapuan-sapuan bidang warna. Raut memiliki dimensi, warna, arah, dan sifat permukaan. Dimensi terkecil sebuah raut akan tampak sebagai noktah atau titik dalam bidang tertentu. Sedangkan warnanya dapat mempengaruhi kesan besaran raut. Arah atau kedudukan raut dapat tegak, miring, atau mendatar. Bagian ruang gambar yang ditempati raut disebut raut negatif, sedangkan rautnya sendiri merupakan raut positif. Lebih lanjut dijelaskan Fajar Sidik dalam Setyanto (1996: 10), bahwa raut atau bidang dapat diartikan sebagai daerah yang luas, warna, garis atau ketiganya, dan mempunyai dimensi yang dapat diukur. Ditinjau dari segi bentuknya ada berbagai macam bidang, antara lain bidang organis, bidang geometris dalam bidang tak beraturan. Adapun variasi bidang tidak ada batasnya dari simetri ke asimetri, dari berkesan statis ke dinamis dan masih banyak lagi. Bidang bisanya dikenal sebagai penggambaran suatu objek. Namun dalam kenyatannya tergantung dari keinginan desainer/senimannya, subjek karya bersifat subyektif berasal dari inner self desainer/ senimannya, yang kemudian menjadi ekspresi personal yang dapat digambarkan sebagai subjek visual.
3. Warna
Warna ialah kualitas rupa yang dapat membedakan kedua objek atau bentuk yang identik raut, ukuran, dan nilai gelapterangnya. Pengertian warna dalam fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya yang diterima oleh mata.
Menurut Sukardi (1982: 22) warna mempunyai arti simbolis, antara lain: warna merah berarti berani, cerah, riang; warna kuning berarti mewah, agung, luhur, jaya; warna hijau berarti harapan; warna biru berarti tenang, damai; warna hitam berarti kuat; warna putih berarti suci dan sebagainya. Warna merupakan satu dari unsure dasar yang sensitif karena kualitasnya sangat peka sekali terhadap reaksi emosional. Dengan kata lain, warna merupakan unsure ekspresif, karena kualitasnya yang mempengaruhi emosi atau mempesona secara langsung dan segera.
4. Gelap-terang
Gelap terang disebut juga nada. Dalam hubungannya dengan warna, unsur gelap terang telah terkait pada dimensi value. Ungkapan gelap-terang sebagai hubungan pencahayaan dan bayangan dinyatakan dengan gradasi mulai dari yang paling putih untuk menyatakan yang sangat terang, sampai kepada yang paling hitam untuk bagian yang sangat gelap. Unsur gelap terang dimanfaatkan pada berbagai hal, misalnya: untuk kepentingan desain, untuk memperkuat kesan trimatra pada suatu bentuk, mengisi kedalaman atau ruang, dan untuk mencipatakan kontras atau suasana tertentu. Di dalam kehidupan tradisional, cahaya adalah simbol aktivitas berpikir bersih dan terang, sedangkan gelap adalah simbol sesuatu yang misterius.
5. Tekstur atau barik
Tekstur atau barik ialah sifat permukaan. Sifat permukaan dapat halus, polos, kasap, licin, mengkilap, berkerut, lunak, keras, dan sebagainya. Tekstur kita rasakan melalui penglihatan maupun melalui rabaan, menurut Sahman (1993: 62) tekstur merupakan penggambaran struktur permukaan suatu objek. Lebih lanjut dijelaskan oleh Susanto (2002: 20) bahwa tekstur/barik identik dengan nilai raba; kualitas permukaan, seperti kulit, rambut dan bisa merasakan kasar-halusnya, teratur-tidaknya suatu objek. Tekstur dimunculkan dengan memanfaatkan kanvas, cat atau bahan-bahan lain seperti pasir, semen, kerikil, zinc white, dan lain-lain. Tekstur visual hanya pada bentuk dwimatra (Wong dalam Sunaryo, 2000: 11), yaitu: tekstur hias, tekstur spontan dan tekstur mekanis. Tekstur hias merupakan tekstur yang menghiasi permukaan bidang dan merupakan isian tambahan yang dapat dibuang tanpa menghilangkan identitas bidangnya. Tekstur spontan adalah tekstur yang dihasilkan sebagai bagian dari proses penciptaan, sehingga
meninggalkan jejak-jejak yang terjadi secara spontan, akibat dari penggunaan bahan, alat, dan teknik-teknik tertentu. Sedangkan tekstur mekanis merupakan tekstur yang diperoleh dengan menggunakan sarana mekanis. Tekstur ini dihasilkan oleh butir-butir raster pada karya cetak, atau pada karya lukisan komputer.
6. Ruang
Ruang adalah unsur atau daerah yang mengelilingi sosok bentuknya. Dalam desain dwimatra, ruang bersifat maya, karena itu disebut ruang maya. Ruang maya dapat bersifat pipih, datar dan rata, atau seolah sejuk, berkesan trimatra, terdapat kesan jauh dan dekat, yang lazim disebut kedalaman (depth). Ruang pada benda dwimatra umumnya dibatasi oleh garis bingkai yang membentuk bidang persegi atau persegi panjang, dan disebut bidang cetak, atau bidang gambar. Dalam hal tidak dibatasi, misalnya halaman sebuah surat kabar, yang menjadi ruangan ialah seluruh muka halamannya. Efektivitas ilustrasi jika disajikan secara tepat dan sesuai dengan pesan yang ingin kita sampaikan. Dalam penyusunan unsur-unsur visual tersebut, agar diperoleh
susunan yang harmonis harus memperhatikan bagaimana kombinasi unsur-unsur visual dipadukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan unsur visual atau yang disebut dengan juga dasar-dasar tata letak.
salam kekuatan berawal dari hati bayoete.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Silahkan Komentar maupun Pesannya.... lampirkan alamat email atau web anda:..... Thanks