Laman

Wednesday, May 4, 2011

Makalah EPIDEMIOLOGI STROKE

EPIDEMIOLOGI STROKE

MAKALAH

Disusun Oleh:
Mohammad Imaduddin Falaq
0711020049
 
KEPERAWATAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
----------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
        Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan berperan dalam memelihara, meningkatkan dan memperbaiki kemampuan gerak dan fungsi. Beberapa kasus yang mengalami gangguan gerak dan fungsi ini diantaranya adalah stroke.
        Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam kehidupan modern saat ini. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat.
        Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif. Stroke dapat menyerang setiap usia, namun yang sering terjadi pada usia di atas 40 tahun. Angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia, makin tinggi usia seseorang, makin tinggi kemungkinan terkena serangan stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2006).
        Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi pada siapa saja, dan sekali terjadi tidak ada lagi tindakan efektif yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Namun, data-data ilmiah terakhir secara meyakinkan telah membuktikan hal yang sebaliknya.
        Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan besar dalam pemahaman mengenai faktor risiko, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi stroke. Kita sekarang mengetahui bahwa stroke dapat diperkirakan dan dapat dicegah pada hampir 85% orang. Juga terdapat terapi efektif yang dapat secara substansial memperbaiki hasil akhir stroke. Pada kenyatannya, sekitar sepertiga pasien stroke sekarang dapat pulih sempurna, dan proporsi ini dapat meningkat jika pasien selalu mendapat terapi darurat dan rehabilitasi yang memadai(Feigin, 2006).
        Stroke atau cerebrovascular accident, merupakan penyebab invaliditas yang paling sering pada golongan umur diatas 45 tahun Di negara industri stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan infeksi (Lumbantombing, 1984).

B.        Rumusan Masalah
Hal yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Definisi stroke?
Patogenesis stroke?
Pengobatan stroke?
Pencegahan stroke?
Besarnya masalah?
Faktor risiko penyebab?
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.       Definisi
        Kata ”stroke” sebenarnya merupakan istilah Inggris yang berarti ”pukulan”, tapi makna kedokterannya ternyata dikenal secara luas di kalangan kedokteran Internasional. Stroke digunakan untuk menamakan sindrom ”hemiparesis” atau ”hemiparalisis” akibat lesi vaskuler yang bisa bangkit dalam beberapa detik sampai hari, tergantung pada jenis penyakit yang menjadi penyebabnya.
        Di mana daerah otak yang tidak berfungsi lagi, bisa disebabkan karena secara tiba-tiba tidak menerima jatah darah lagi karena pembuluh darah yang memperdarahi daerah itu putus atau tersumbat. Penyumbatan itu bisa terjadi secara mendadak, secara berangsur-angsur ataupun tiba-tiba namun berlangsung hanya sementara (Mardjono, 1989).
        Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/defisit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara sederhana stroke didefinisikan sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas/lumpuh sesaat, atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik)(Junaidi,2004).
        Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerotik atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah melalui proses aterosklerosis. Sedang pada stroke perdarahan (hemoragik) pembuluh darah pecah menjadi tidak normal dan darah yang keluar merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya (Junaidi, 2006).
        Menurut WHO, stroke adalah tanda-tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global, yang berkembang dengan cepat, dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, atau mengarah ke kematian tanpa penyebab yang kelihatan, selain tanda-tanda yang berkenaan dengan aliran darah di otak.Menurut Junaidi, stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak akut, fokal maupun global, akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau berakibat kematian.

B.        Patogenesis
        Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.
        Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
        Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
        Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
        Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
        Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
        Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
        Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

C.       Pengobatan
Rehabilitasi
        Kembali mandiri dan menggeluti hidup sehari-hari, pastilah merupakan harapan setiap pasien stroke. Makan, mandi, mengenakan pakaian, mengikat tali sepatu, tidak perlu lagi dibantu orang lain. Untuk mempercepat kemandirian itu, perlu pelatihan di pusat rehabilitasi pasca stroke.
        Sebenarnya penanganan stroke ada 2 macam, yaitu penanganan akut dan penanganan kronik. “Terapi keadaan akut bertujuan mencegah kematian, mengurangi tingkat kecacatan, dan mencegah komplikasi. Setelah itu dilanjutkan dengan terapi fase kronik berupa rehabilitasi dan pengendalian faktor risiko,” tutur Dr Samino.
        Tujuan rehabilitasi adalah membantu pasien mempelajari lagi keterampilan-keterampilan yang hilang saat stroke merusak sebagian otak pasien. Dengan demikian pasien dapat secepat mungkin pulih kembali, tidak tergantung pada orang lain, dan memperoleh kualitas hidup semula.
        Apa saja yang dilakukan di pusat rehabilitasi? Rehabilitasi pasca stroke terdiri dari terapi fisik (physical therapy) dan terapi pekerjaan/jabatan (occupational therapy). Semua itu berupa latihan agar pasien mampu mengendalikan gerakan-gerakannya. Sebagai contoh adalah terapi belajar mandi sendiri, mengenakan pakaian atau makan tanpa dibantu orang lain, terapi komunikasi dengan orang lain (berarti belajar bicara atau mengucap kata-kata dengan benar).
        Semua terapi itu memerlukan waktu lama dan kesabaran. Kunci sukses yang paling penting dalam program rehabilitasi stroke adalah memfokuskan pikiran dan berlatih berulang-ulang. “Practice makes perfect” benar-benar berlaku dalam program rehabilitasi stroke.
        Program rehabilitasi sebaiknya dimulai secepat mungkin. Makin cepat, pasien makin sedikit membutuhkan waktu untuk pulih kembali. Tetapi tak dapat disangkal, bahwa waktu yang dibutuhkan untuk pulih tergantung pada parahnya serangan stroke dan komplikasi yang terkait.
Nutrisi dan suplemen
        Pasien stroke perlu memperbaiki pola makannya, agar asupan nutrisi bisa mempercepat penyembuhan dan menghambat kekambuhan. Berikut ini nutrisi dan suplemen yang perlu bagi penderita stroke.
·            Alpha lipoic acid (ALA)
Bekerja sama dengan anti oksidan vitamin C dan E, suplemen ini sangat bermanfaat untuk pertumbuhan sel, melindungi kerusakan sel, dan membantu tubuh menggelontor zat-zat racun. ALA mudah menerobos masuk ke otak, sehingga mempunyai efek memproteksi otak dan jaringan saraf, sehingga bermanfaat bagi penyembuhan stroke dan kerusakan otak lainnya termasuk kerusakan sel-sel otak yang disebabkan radikal bebas.
·            Kalsium
Penelitian yang dilakukan terhadap sukarelawan dalam kelompok besar dan dalam jangka waktu lama, menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi banyak kalsium (melalui pola makan maupun suplemen), risiko serangan stroke menurun (penelitian dalam jangka waktu 14 tahun). Penelitian lebih lanjut tentang hubungan stroke dan kalsium masih dilakukan sampai sekarang.

·            Asam folat, vitamin B6, vitamin B12, betaine
Banyak penelitian mengindikasikan bahwa pasien stroke yang mengkonsumsi kadar tinggi asam amino homosistein melalui pola makan, berisiko terserang stroke 2,5 kali lipat dibanding mereka yang mengkonsumsi dengan kadar normal. Homosistein sangat dipengaruhi oleh nutrisi dalam pola makan terutama asam folat (vitamin B9), vitamin B6 dan 12, serta betaine. Keempatnya membantu menghancurkan homosistein dalam tubuh. Penelitian lain menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi kadar tinggi asam folat dan vitamin B6 lebih rendah berisiko kena arteriosklerosis dibanding mereka yang kurang mengkonsumsinya.
·            Magnesium
Penelitian menyatakan bahwa mereka yang dalam pola makannya kurang mengandung magnesium, mempunyai risiko tinggi kena stroke. Penelitian juga menemukan bahwa magnesium sulfat kemungkinan besar mampu digunakan dalam perawatan pasien stroke.
·            Asam lemak omega-3
Bukti nyata dari banyak penelitian bahwa mengkonsumsi asam lemak omega-3 mampu memproteksi terhadap serangan stroke yang disebabkan terbentuknya plak dan penggumpalan darah di pembuluh arteri otak. Anjuran para ahli, santaplah dua kali menu ikan dalam seminggu, itu sudah cukup mengurangi 50% risiko serangan stroke. Namun mereka yang minum suplemen omega-3 sebanyak 3 gram per hari, justru berisiko kena stroke hemoragik.
·            Lain-lain
Suplemen lain yang dibutuhkan dalam perawatan pasien stroke adalah antioksidan koenzim Q10 yang berfungsi mengurangi kerusakan yang disebabkan stroke, dan selenium yang menghambat terbentuknya ateriosklerosis.



Herba
        Beberapa jenis herba telah diteliti dan diakui secara internasional mampu memperkuat tubuh dan sebagai alternatif pengobatan stroket. Berikut ini beberapa herba yang dianjurkan dalam perawatan stroke.
·            Billberry (Vaccinium myrtillus)
·            Dong Quai (Angelica sinensis)
·            Bawang putih (Allium sativun)
·            Ginko biloba
·            Ginseng (Panax ginseng)
·            Hawthorn (Crataegus monogyna)
·            Turmeric (Curcurna longa).
Akupunktur
        The National Institute of Health di Amerika merekomendasikan akupunktur dalam program rehabilitasi stroke. Akupunktur diketahui mempercepat penyembuhan dan pemulihan kembali gerak motorik dan keterampilan sehari-hari. Paling efektif dilakukan sesegera mungkin, namun masih tetap efektif setelah 6 bulan.
        Menurut ilmu akupunktur, pasien stroke kekurangan qi di meridian hati dan terlalu banyak qi di meridian empedu. Karena itu perlu perawatan di meridian liver dan ginjal. Bisa ditambah moksibusi jika diperlukan dan perawatan titik-titik di kepala.

D.       Pencegahan
        Hampir 85% stroke bisa dicegah, demikian hasil penelitian the National Stroke Association. Tentu saja ada pengecualiannya, yaitu Jika dalam keluarga ada beberapa orang yang kena stroke, maka ini merupakan faktor risiko berupa garis keturunan.
Kita sebut pencegahan ini dengan S10, yaitu:
S 1  : Keep Slim, jagalah berat badan selalu ideal, bila anda  kegemukan ikutilah program “Slim Forever”.
S 2 : Stress¸     bebaskan diri anda dari stress yang selalu mengganggu, bila sulit ikutilah program “Stress management” (Relaxation Training). 
S 3  : Good Sleep without Snoring. 
S 4  :  Low Salt and low Fat Diet, terutama bila anda penderita Hipertensi dan Dislipidemia (kelebihan kadar cholesterol, trigliserida, LDL, Alfa Lipoprotein, kadar HDL yang rendah). Dapat ditambah rendah purin (kurangi jeroan, alcohol, sarden, unggas, udang, kerang, kambing, kaldu, emping, tape dll) bila anda menderita kelebihan kadar asam urat (hiperurisemia-Gout), Urolithiasis (kencing batu), hiperagregasi trombosit. 
S 5  : Stop Smoking, Alkohol dan Drugs Abuse, bila sulit ikuti program “No Smoking Forever”.
S 6  : Low Sugar Diet, bila anda penderita Diabetes Mellitus, kendalikan kadar gula anda selalu normal.
S 7  : Stop Sedentary Life,          hiduplah aktif, berolahraga dan jangan banyak duduk dan diam saja. Ikutilah program “Brain Gymn-Stroke and Dimensia Prevention Exercises”.
S 8  : Hati-hati adanya gejala-gejala Impending Stroke     (TIA: Transient Ischemic Attack) seperti mendadak lemah separuh tubuh, kesemutan, mulut mencong, bicara pelo, Vertigo, gagguan penglihatan yang timbul dan hilang dalam beberapa menit. Konsultasi dan periksa ke dokter anda, mungkin anda menderita penyakit jantung.
S 9  : Peliharalah Balance and Harmony in family life, Sexual life and Social life
S 10: Keep Smile.

  
BAB III
BESARNYA MASALAH

A.       Angka Proporsi Di Dunia
        Menurut WHO, penyakit yang merupakan salah satu penyebab kematian terbesar ke-3 di dunia (setelah infeksi dan penyakit jantung) adalah Stroke. Akan tetapi saya tidak dapat menemukan angka kejadian yang pasti tentang penyakit stroke ini.

B.        Angka Proporsi Di Indonesia
        Menurut Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di Indonesia. Data stroke secara akurat dan lengkap belum ada, namun diperkirakan insiden stroke cenderung meningkat seiring meningkatnya umur harapan hidup dan penyakit yang merupakan faktor risiko stroke.
        Hal ini terlihat dari laporan survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI di berbagai rumah sakit di 27 provinsi di Indonesia. Hasil survei itu menunjukkan terjadinya peningkatan antara 1984 sampai 1986, dari 0,72 per 100 penderita pada1984 menjadi 0,89 per 100 penderita pada 1986.
        Kasus stroke di Indonesia, menurut data yang dirilis Yayasan Stroke Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990-an sebuah penelitian menunjukkan kasus stroke mencapai 3,98% dari seluruh penduduk. Diperkirakan 500.000 penduduk mendapat serangan stroke dan sekitar 125.000 di antaranya meninggal atau cacat seumur hidup.
          Setelah tahun 2000 kasus stroke ternyata terus melonjak. Pada 2004 hasil penelitian di beberapa rumah sakit menemukan pasien rawat inap karena stroke berjumlah 23.636 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau tidak dibawa kerumah sakit (karena tidak mampu atau jarak ke rumah sakit sangat jauh) jauh lebih besar.
 
C.       Angka Proporsi Di Jawa Tengah
        Di Jawa Tengah Stroke memiliki angka kejadian yang cukup besar di bandingkan penyakit tidak menular lainnya, namun data yang akurat belum ada.
        Di Jawa Tengah kasus tertinggi Stroke adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 3.986 kasus (17,91%) dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus Stroke di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Dibandingkan jumlah kasus keseluruhan PTM lain di Kota Semarang terdapat proporsi sebesar 3,18%. Sedangkan kasus tertinggi kedua adalah Kabupaten Sukoharjo yaitu 3.164 kasus (14,22%) dan apabila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan PTM lain di Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar 10,99%. Kasus ini paling sedikit dijumpai di Kabupaten Semarang yaitu 4 kasus (0,01%). Sedangkan Kabupaten Cilacap juga belum pernah melaporkan. Rata-rata kasus Stroke di Jawa Tengah adalah 635,60 kasus.

D.       Angka proporsi Di  Kabupaten Banyumas
        Kurangnya sumber yang saya peroleh, saya tidak mengetahui perbandingan angka proporsi penyakit Stoke dengan penyakit tidak menular yang lain. Saya hanya memperoleh data di RSU Banyumas, sebagai berikut:

Tabel Banyaknya Pasien Stoke Yang Rawat Inap
Tahun 1997 – 2000
Tahun
Bayak Pasien
1997
255 Orang
1998
298 Orang
1999
393 Orang
2000
459 Orang

Ini membuktikan bahwa Stroke di Kabupaten Banyumas meningkat tiap tahunnya.

E.        Faktor Risiko Penyebab
        Secara garis besar ada 2 faktor risiko penyebab penyakit stoke ini, yaitu yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.
Faktor risiko yang dapat dikendalikan:
·            Jaga tekanan tetap rendah.
Tekanan darah yang tinggi (140/90) meningkatkan risiko serangan stroke empat sampai lima kali. Jika tekanan darah Anda tinggi (menderita hipertensi) lakukan usaha untuk menurunkannya. Mengontrol tekanan darah merupakan hal yang sangat penting.
·            Jaga kadar kolesterol tetap rendah.
Kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL akan membuat Anda berisiko kena serangan stroke. “Sekitar separuh serangan stroke disebabkan adanya plak dalam pembuluh darah arteri karotid,” kata Richard Lee, MD. “yaitu arteri yang menyuplai darah ke otak.” Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri. Jika pola makan dan olahraga tidak mampu menurunkan angka kadar kolesterol, kunjungi dokter Anda untuk minta obat penurun kadar kolesterol.
·            Hentikan merokok.
Merokok tidak saja merusak paru-paru tetapi juga otak Anda. Tetapi pada kenyataannya, merokok membuat risiko serangan stroke menjadi dua kali lipat.
·            Sadarilah jika Anda mempunyai atrial fibrillation.
Ini adalah suatu kondisi dimana salah satu kamar jantung bagian atas berdetak tidak sinkron dengan jantung. Hal ini menyebabkan terjadi penggumpalan darah, yang jika terbawa sampai ke pembuluh darah di otak, bisa menyebabkan stroke.
·            Waspadai berat badan.
Tambahan ekstra berat badan akan menyebabkan sistem sirkulasi tubuh bekerja berlebihan. Dan ini meningkatkan risiko seranqan stroke. Kini banyak wanita-wanita muda yang kena stroke, diduga keras disebabkan kelebihan berat badan.
·            Kontrol kadar gula darah.
Diabetes tipe 1 maupun tipe 2 merupakan faktor risiko serangan stroke. Dan stroke akan lebih merusak saat serangan datang ketika kadar gula tinggi. Jika Anda penderita diabetes, pastikan kadar gula darah Anda tetap pada level normal.
·            Hindari minuman keras berlebihan.
Secara umum peningkatan konsumsi minuman beralkohol meningkatkan tekanan darah, sehingga memperbesar risiko stroke (iskemik maupun hemoragik). Tetapi sebaliknya, konsumsi minuman keras yang wajar saja, tidak berlebihan, justru bisa mengurangi daya penggumpalan platelet dalam darah, seperti halnya tablet aspirin.
·            Jauhi obat-obatan terlarang.
Penggunaan obat-obat terlarang seperti kokain memicu faktor risiko lain seperti hipertensi, serangan jantung, penyakit pembuluh darah, gangguan denyut jantung yang masing-masing menyebabkan pembentukan gumpalan darah. Mariyuana meski menurunkan tekanan darah, tetapi jika berinteraksi dengan penyebab hipertensi seperti merokok, berpotensi merusak pembuluh darah. Semua itu memicu serangan stroke.
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan:
·            Usia.
Makin tua Anda, makin tinggi risiko Anda mendapat serangan stroke. Setelah berusia 55 tahun, risiko Anda menjadi dua kali lipat dan meningkat setiap kurun waktu 10 tahun. Menurut hasil penelitian, dua pertiga serangan stroke terjadi pada usia di atas 65 tahun. Tetapi itu tidak berarti bahwa stroke hanya menyerang mereka yang sudah berusia lanjut, stroke juga dapat menyerang semua kelompok umur.
·            Jenis kelamin.
Ternyata pria lebih berisiko kena serangan stroke, demikian hasil penelitian. Tetapi lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke. Serangan stroke pada pria umumnya terjadi pada usia lebih muda dibanding wanita, sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Wanita, meski jarang terkena stroke, namun serangan itu datang pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih besar. Selain itu, gejala pada wanita sangat berbeda dengan gejala umum, sehingga terabaikan.
·            Garis keturunan.
Stroke sangat diduga terkait dengan keturunan. Faktor genetik yang berperan adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan cacat pada bentuk pembuluh darah (cadasil). Gaya hidup dan pola makan keluarga (biasanya sulit diubah!) juga mendukung risiko serangan stroke. Cacat pada bentuk pembuluh darah agaknya merupakan faktor genetik yang paling berpengaruh dibanding faktor risiko lainnya. Dan biasanya diderita oleh orang-orang muda.
·            Menopause.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika produksi estrogen berkurang dalam proses menopause, risiko stroke pada wanita meningkat dengan drastis. Untuk mengurangi efek menopause sekaligus menurunkan risiko stroke, umumnya disarankan melakukan terapi sulih hormon. Tetapi sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk memperkecil efek samping (kanker payudara dan kanker rahim).
·            Pil kontrasepsi.
Faktor risiko pada penggunaan pil kontrasepsi berkaitan dengan terjadinya fluktuasi dan perubahan hormonal yang mempengaruhi wanita dalam berbagai tahapan kehidupannya. Penelitian menyimpulkan bahwa kontrasepsi oral jenis lama dengan kadar estrogen tinggi, dapat memperbesar risiko stroke. Tetapi kontrasepsi oral jenis baru yang berkadar estrogen rendah, secara nyata tidak meningkatkan risiko stroke.
·            Hamil dan melahirkan.
Penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dan kelahiran membuat wanita berisiko kena serangan stroke walau tidak tinggi, yaitu hanya 8 wanita di antara 100 wanita hamil. Risiko stroke terbesar terjadi pada periode 6 minggu setelah melahirkan. Penyebabnya tidak diketahui, namun diduga perubahan hormonal pada akhir kehamilan dapat meningkatkan risiko serangan stroke.

BAB IV
KESIMPULAN

        Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/defisit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
        Walaupun didapatkan kemajuan pesat dalam bidang diagnostic serta pemahaman patofisiologi pada stroke, namun dalam bidang pengobatan kemajuannya sangat lambat ini dibuktikan dengan bertambahnya orang yang terkena stroke dari tiap tahunnya, maka dari pada itu penyakit stroke ini perlu di waspadai.

DAFTAR PUSTAKA

---------- Semoga Makalah ini Bermanfaat Bagi Bloger Akademisi ----------- 


salam kekuatan berawal dari hati  bayoete.blogspot.com

2 comments:

Silahkan Komentar maupun Pesannya.... lampirkan alamat email atau web anda:..... Thanks