Perkembangan abad ini ditandai dengan hadirnya zaman yang disebut kultur era digital, yaitu terjadi evolusi perubahan teknologi dari media analog ke media digital. Pada era digital media pengolahan dan penyimpanan ditransformasikan dalam bentuk data biner ‘binary data’, berupa kode-kode metrik keangkaan yang bersifat vitual namun dapat menyimpan berbagai formulasi, dijalankan melalui perintah ‘program/ software’ berbentuk metadata komputerisasi yang menyimpan berbagai informasi akurat. Pada awalnya, formasi digital ditujukan untuk sistem komputasi (computerize) pada komputer analis ‘analyze computer’ dan desktop komputer ‘desktop publishing’, namun selanjutnya berkembang pada system komputerisasi dunia fotografi dan video.
Fotografi digital merupakan perpanjangan dari ranah fotografi analog, bila pada fotografi analog penyimpanan gambar ‘latent’ ditampung pada klise ‘negatif film’ yang terbuat dari gulungan pita plastik yang dilapisi bahan kimia (celluloid), namun pada fotografi digital gambar diterima melalui sensor elektronik yang disebut CCD (Charge Coupled Device) atau CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) kemudian gambar disimpan pada virtual memori ‘memory chip’. Selanjutnya, bila pada fotografi analog/seluloid proses pemunculan gambar melalui pengembangan bayangan tersembunyi di negatif film klise dengan proses cuci-cetak (proses kamar gelap), pada fotografi digital, gambar langsung bisa dimunculkan secara komputerisasi melalui layar LCD (Liquid Crystal Display), yaitu proses memanggil kembali informasi metadata virtual yang tersimpan dalam memory, atau langsung dicetak sesuai kebutuhan dan ukuran tanpa harus melalui pemrosesan pada kamar gelap.
Sederet kelebihan yang dimiliki oleh teknologi fotografi digital dibanding fotografi analog, membawa kemudahan pada aplikasinya, salah satu implementasinya, yaitu pada dunia keindahan. Hadirnya fotografi sekarang ini sangat menunjang sekali bagi kultur estetis, di antaranya sebagai ilmu secara langsung tentang teknologinya atau fotografi digital diberdayakan
sebagai media untuk menyampaikan informasi yang tidak meninggalkan aspek estetika. Pada zaman dahulu apabila menjelaskan suatu bidang ilmu misalnya, informasi tentang binatang, ilustrasi pendukungnya biasanya menggunakan gambaran manual dengan tangan, namun dengan hadirnya fotografi digital gambar-gambar yang asli langsung dapat diambil melalui bantuan kamera digital yang selanjutnya bias digunakan sebagai ilustrasi visual.
Struktur fotografi digital berbeda dengan fotografi analog. Adapun proses kerja pada fotografi digital, yaitu perangkat lensa, perangkat sensor dengan ukuran pixel, media penyimpanan berupa memory. Lensa merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari kamera, apa pun jenis kamera baik analog atau digital lensa adalah bagian yang paling utama, lensa pada kamera berfungsi sebagai mata. Sensor berfungsi sebagai pengganti film/klise, yaitu menerima bayangan gambar yang ditangkap oleh lensa, semakin tinggi pixel-nya ‘mega pixelnya’ semakin bagus hasilnya gambarnya. Kemudian, memory adalah tempat atau media penyimpanan data gambar virtual yang diterima oleh sensor. Singkatnya, proses kerja fotografi digital, yaitu lensa menangkap objek yang diteruskan ke sensor kemudian sensor memindahkan gambar yang diterima ke memory. Adapun media penyimpanan yang berupa memori ‘memory card/ secure disk’ sangat banyak jenisnya tergantung jenis dan merek kamera digital yang dipakai (misalnya CF: Compact Flash, MMC: Multi Media Card, Memory Stick, SD card, dll).
Bila pada fotografi analog penyimpanan gambar direkam pada klise ‘negatif film’ dengan berbagai format ukuran, dalam fotografi digital, data gambar yang diterima oleh sensor juga direkam dalam berbagai format ekstensi ‘file extension’ pada umumnya jenis ekstensi yang dipakai, yaitu JPEG (Joint Photographic Experts Group), BMP (Bitmap), TIFF, RAW. Penggunaan jenis ekstensi file format itu tergantung kebutuhan, apabila hasil pemotretan akan dicetak atau direproduksi dengan ukuran besar maka yang dipakai adalah jenis TIFF atau RAW, bisa juga ekstensi JPEG dengan mengatur untuk kualitas gambar yang terbaik. Gambar yang telah direkam melalui sensor serta disimpan pada memory kemudian bisa langsung dicetak, atau melalui proses penyuntingan editing gambar dengan komputer menggunakan perangkat olah gambar software , misalnya Adobe Photoshop, Paint Shop Pro, Photo Styler, Corel Photopaint, Ulead Photo Studio, ACDSee, CPAC Imaging Pro, dll. Proses pengolah melalui software itu umumnya disebut dengan digital imaging . Melalui proses editing menggunakan software gambar dapat diubah sesuai dengan keinginan, misalnya yang cantik jadi jelek, yang jelek jadi cantik. Dalam dunia fotografi digital, semua serba mungkin, artinya gambar dapat diolah hinggadimanipulasi. Maka jangan heran bila ada gambar foto-foto yang menghebohkan, dan kita harus mencurigai apakah itu asli atau hasil dari rekayasa digital.
Salam Kekuatan Berawal Dari Hati bayoete.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Silahkan Komentar maupun Pesannya.... lampirkan alamat email atau web anda:..... Thanks