Mc Clelland (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984: 21) mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk mencapai sukses, yang bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat prestasi orang lain, akan tetapi juga dapat prestasinya sendiri sebelumnya. Orang mempunyai motif berprestasi yang tinggi, menurut pendapatnya, mempunyai sikap yang positif terhadap situasi berprestasi. Orang yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi akan dapat lebih berprestasi dalam situasi dimana ia dapat berpacu dengan ukuran keunggulan yang dapat diinternalisasikan, dan prestasinya akan lebih baik jika capaian dapat ditentukannya sendiri. Kesenangan yang didapat orang yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi bukan dari penghargaan masyarakat, akan tetapi dari berhasilnya melakukan perbuatan yang sukses.
Heckhausen juga mengemukakan konsep mengenai motif berprestasi. Heckhausen menerima motif berprestasi dari Mc Clelland, akan tetapi ia memperkembangkannya kearah segi kognitif. Ia mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningktakan atau mempertahankan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas, dan suatu ukuran keunggulan digunakan sebagai pembanding. Dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut ada dua kemungkinan, yaitu berhasil atau gagal. Ia membedakan tiga ukuran keunggulan: pertama yang berhubungan dengan tugas, yaitu menilai berdasar kesempurnaan hasil; kedua adalah yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu membandingkan dengan hasil sendiri atau prestasi sendiri sebelumnya; dan ketiga adalah yang berhubungan dengan orang lain, yaitu membandingkan dengan hasil orang lain (Heckhusen, 1967, 1968).
Heckhausen, 1967 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984: 23) mengemukakan enam sifat individu yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menghadapi tugas yang berhubungan dengan prestasi.
2. Mempunyai sifat yang lebih berorientasi ke depan, dan lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk dapat mendapatkan penghargaan (reward) pada waktu kemudian.
3. Memilih tugas yang kesukarannya sedang
4. Tidak suka membuang-buang waktu
5. Dalam mencari pasangan lebih suka memilih orang yang mempunyai kemampuan daripada orang yang simpatik
6. Lebih tangguh dalam mengerjakan suatu tugas
Weiner, 1972 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984: 24) mengemukakan empat unsur atribusi penyebab yang umum dari motivasi berprestasi. Keempat unsur ini adalah kemampuan (kekuatan), usaha, kesukaran tugas, dan keberuntungan atau kebetulan.
Dalam penelitiannya bersama Kukla, ia menemukan bahwa subyek dengan motif berprestasi tinggi, jika ia diberi tahu bahwa ia berhasil, ia mengatribusikan keberhasilannya tersebut pada kemampuan dan usaha, jadi ia menganggap bahwa penyebab kesuksesan faktor internal, sedangkan kalau ia diberi tahu bahwa ia gagal, ia percaya bahwa yang menyebabkannya adalah kekurangan usaha dan kurang kemampuan (Weiner and Kukla,1970).
Menurut Hermans, 1967 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984: 27) orang-orang yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Mempunyai aspirasi yang tingkatnya sedang, karena menurut beberapa penelitian ternyata bahwa individu yang mempunyai motiv berprestasi tinggi, memilih resiko yang sedang, sedangkan individu yang motiv berprestasinya rendah, memilih tugas-tugas yang terlalu sukar atau terlalu mudah.
3. Berjuang untuk prestasi sosial, hal ini didasarkan penemuan bahwa individu yang mempunyai fungsi yang lebih tinggi dalam masyarakat daripada orang tuanya, mempunyai motif berprestasi yang lebih tinggi daripada individu-individu yang kedudukannya lebih rendah.
4. Perspektif waktunya berorientasi ke depan, ini didasarkan penemuan bahwa individu yang mempunyai motif berprestasi tinggi mempunyai sifat dinamis yang lebih tinggi daripada individu yang mempunyai motif berprestasi rendah, dan ia juga lebih berorientasi kedepan.
5. Adanya suatu dorongan untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai.
6. Mempunyai keuletan dalam melakukan tugas yang mempunyai kesukaran tertentu.
7. Memilih pasangan atas dasar kemampuan
8. Usahanya sangat menonjol. Salam Kekuatan Berawal Dari Hati bayoete.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Silahkan Komentar maupun Pesannya.... lampirkan alamat email atau web anda:..... Thanks