113 Narasumber urun kisah dalam buku ini
“Pak Harto The Untold Stories”. Dalam buku tersebut akan dijelaskan kisah Soeharto beserta jasa-jasanya selama menjadi orang pertama di Tanah Air.
Buku Pak Harto The Untold Stories kini tengah menjadi perbincangan hangat diberbagai pelosok negeri. Buku berjudul Pak Harto The Untold Stories itu sendiri ditulis oleh 5 orang penulis sekaligus menceritakan tentang kisah sisi-sisi pribadi Soeharto dan juga foto-foto yang tak pernah dipublikasikan sebelumnya. Ada yang tak terduga, jenaka, dan juga mengharukan.
Sebuah buku diluncurkan pada Rabu, 8 Juni 2011 ini, tepat peringatan ulang tahun ke-90 almarhum Soeharto, Presiden RI kedua. Judulnya "Pak Harto, The Untold Stories".
Buku ini memuat kisah sisi-sisi pribadi Soeharto dan juga foto-foto yang tak pernah dipublikasikan sebelumnya. Ada yang tak terduga, jenaka, dan juga mengharukan.
Ada 113 narasumber yang urun kisah dalam buku ini, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, mantan Presiden Filipina, Fidel Ramos. Bahkan, mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, dan Raja Brunei Darussalam, Sultan Bolkiah menuliskan sendiri pengalamannya.
Salah satu narasumber dari dalam negeri adalah mantan Menteri Perindustrian, Fahmi Idris. Dia juga didaulat menjadi pembicara dalam acara peluncuran buku tersebut. Apa kenangan istimewanya dengan Pak Harto?
"Saya tak pernah jadi menteri beliau, bahkan sempat dipenjara 1 tahun tiga bulan dalam peristiwa Malari," kata Fahmi Idris membuka pembicaraan dengan VIVAnews.com, Selasa 7 Juni 2011 malam.
Namun, tambah dia, dalam berbagai perkembangan, Pak Harto adalah pemimpin yang cocok untuk Indonesia. "Minus yang dipandang negatif misalnya, peranan keluarga dalam bisnis, juga teman-teman dekat beliau," jelas Fahmi.
"Saya tak pernah jadi menteri beliau, bahkan sempat dipenjara 1 tahun tiga bulan dalam peristiwa Malari," kata Fahmi Idris membuka pembicaraan dengan VIVAnews.com, Selasa 7 Juni 2011 malam.
Namun, tambah dia, dalam berbagai perkembangan, Pak Harto adalah pemimpin yang cocok untuk Indonesia. "Minus yang dipandang negatif misalnya, peranan keluarga dalam bisnis, juga teman-teman dekat beliau," jelas Fahmi.
Menurut Fahmi, ada alasan mengapa Soeharto dipandang cocok untuk Indonesia. "Dia memiliki kemampuan, punya kebijakan, tahu apa yang harus dilakukan, dan berani menghadapi segala macam masalah," tambah dia.
Soeharto juga melakukan segala sesuatu dengan perencanaan yang baik, untuk masalah nasional maupun internasional. "Beliau punya GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) untuk perencanaan jangka panjang, juga punya perencanaan jangka pendek."
"Sekali lagi, minus korupsi dalam pemerintahannya, program-program yang dilakukan tercapai," kata Fahmi, lantas membeberkan keberhasilan Soeharto: kecukupan pangan, keberhasilan program Keluarga Berencana, penyiapan kesehatan masyarakat miskin.Salah satu kenangan yang paling diingat Fahmi adalah saat Soeharto berkenan meresmikan hotel miliknya. "Dengan cepat beliau menyetujuinya, 'Ok, saya resmikan, kalian yang punya kan'," tambah Fahmi, menirukan ucapan Soeharto.
Saat Soeharto lengser, Fahmi mengaku sering berkunjung ke rumah penguasa Orde Baru itu di Cendana. "Apalagi masalah protokoler tak ada lagi, dengan mudahnya lewat ajudan," kata dia.
Kala itu, cerita Fahmi, Soeharto menghindar dari pembicaraan politik, meski toh bicara juga dengan berbagai penekanan. "Sejumlah kritik dia ungkapkan, menyesalkan posyandu tak diaktifkan, juga tenaga pengawas lapangan pertanian, dan berbagai hal," ungkap Fahmi.
Apa lagi kenangan khusus Fahmi dengan Soeharto? "Besok saja, ada dalam buku itu," kata dia.
Selain itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga dijadwalkan membuka dan memberi sambutan dalam peluncuran buku tersebut. Namun, saat dimintai keterangan, JK mengaku belum bisa banyak berkomentar. "Saya belum baca buku itu," kata dia kepada VIVAnews. (umi)
"Saya masih ingat incognito itu dilakukan Pak Harto. Pesannya tidak boleh ada satu pun yang tahu kalau Pak Harto mau melakukan incognito," ujar mantan ajudan Soeharto, Try Sutrisno, dalam peluncuran buku 'Pak Harto, The Untold Stories' di Museum Sasana Purna Bakti, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (8/6/2011). Buku itu diluncurkan bersamaan dengan 90 tahun Soeharto, jenderal besar kelahiran 21 Juni 1921.
Saat melakukan incognito, Soeharto selalu berpesan agar tidak ada seorang pun yang tahu. Tidak ada pejabat daerah seperti bupati maupun pejabat pusat yang tahu akan kegiatan penyamaran Soeharto tersebut.
"Yang ikut biasanya hanya 3 mobil, dokter kepresidenan, pengawal, Pak Harto dan saya," kenang Wapres ke-6 RI ini.
Dia menuturkan, saat melakukan incognito, rombongan Soeharto membawa logistik sendiri. Biasanya mereka membwa sambal teri bikinan sang Ibu Negara kala itu, Tien Soeharto. Ketika waktu makan tiba, Soeharto pun tak segan-segan makan bersama anak buahnya. Karena itu, di mata Try, Soeharto adalah sosok yang egaliter.
"Dia juga penah bilang 'Try, kamu saja yang makan duluan'. Wah saya kaget (mendengarnya). Jarang ada pemimpin yang seperti ini," tambah pria kelahiran 15 November 1935 ini.
Menurut dia, foto Soeharto yang menjadi cover buku 'Pak Harto, The Untold Story' diambil kala Soeharto sedang melakukan incognito. Hanya saja Try tidak tahu di mana lokasi pengambilan foto.
"Dia baru makan siang dan duduk-duduk. Karena sering melakukan incognito, Pak Harto tahu kegiatannya rakyatnya, seperti petani mulai bertani jam berapa," ucap Try.
Sumber: diambil dari berbagai Sumber Internet
Salam Kekuatan Berawal Dari Hati bayoete.blogspot.com
dia idola saya, dan indonesia rindu sosok seperti dia..
ReplyDeletecelakalah org yg menghujat dia...